“Hah?” Kriss hanya bisa melongo melihat pemandangan yang ada di hadapannya ini. Ia memastikan dirinya tidaklah sedang bermimpi aneh-aneh, sebab mungkin saja tanpa sadar ia tengah birahi karena rasanya sudah lama sekali tidak bercinta dengan Tiffany. Pipinya ditampar pelan, dan terasa sedikit perih. Oh, dia tidak sedang bermimpi. Berarti ini nyata. “Kamu mau atau tidak?” tanya wanita itu sekali lagi. Menyeret Kriss dari lamunannya yang sesaat. “tidak!” tolak Kriss tegas. Ia baru saja akan menutup pintu, tetapi wanita dengan gaun mini ketat berwarna hitam itu bergerak lebih cepat untuk menahan pintu agar tidak tertutup. “Yakin? Kamu bakal puas, lho,” bujuk wanita itu tak mau menyerah. “Tidak. Terima kasih atas tawarannya. Aku tidak butuh!” Nada suara Kriss sedikit ditinggikan. Bermak

