Suasana rumah sakit itu hening namun penuh ketegangan. Lampu-lampu putih menyala terang di sepanjang lorong ruang bersalin. Wajah-wajah para staf medis tampak serius, sementara Devan, sang asisten pribadi, berjalan mondar-mandir di depan ruang bersalin sambil terus memegang ponselnya, menolak semua panggilan masuk selain dari satu nama: Tuan Varo. Pintu ruang bersalin terbuka perlahan. Suster keluar lebih dulu, tersenyum lebar sambil mengangguk. Dan sesaat setelah itu, suara tangisan bayi terdengar nyaring menggema di seluruh lorong, seolah menjadi terompet kemenangan atas segala badai yang sudah Ruby dan Varo lewati selama ini. Varo langsung berdiri. Napasnya tercekat. Ia melangkah cepat ke dalam ruangan, melewati dokter dan para suster yang mengangguk sopan padanya. Di tengah ruangan
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari