Bab 88

2448 Kata

Pagi itu, langit Jakarta berwarna cerah, tapi tidak secerah suasana hati Varo Arjuan. Pria itu menatap kosong ke cermin besar di kamar mereka, mengenakan… sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tak percaya telah ia kenakan. Kemeja pink pastel lengan panjang, celana chino pink muda yang disetrika rapi, sepatu loafers pink glossy yang terlalu mencolok… dan, yang paling menyiksa harga dirinya: bando kelinci dengan kuping menjuntai dari bahan bulu sintetis berwarna pink menyala. Ruby, yang duduk di tepi ranjang sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit, terkekeh geli hingga menutup mulutnya dengan bantal. “Ya ampun… Varo… lucu banget kamu!” katanya sambil tertawa terpingkal-pingkal. Varo memejamkan mata, mencoba menelan kembali harga dirinya yang seolah telah ditelanjangi di altar pernika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN