Bab 86

746 Kata

Teror dan ancaman itu datang bertubi-tubi. Setiap pagi, ada paket misterius yang dikirim ke rumah Ruby—kadang hanya berisi bunga lili putih yang layu, kadang foto dirinya dengan tanda silang merah besar, dan bahkan pernah ada satu kali kepala patung porselen pecah yang dimasukkan ke dalam kotak beludru hitam. Tapi Ruby hanya menatap semuanya dengan senyum mengejek. Ia duduk di ruang kerjanya yang dipenuhi cahaya matahari pagi, sembari menikmati secangkir teh melati dan membaca surat ancaman yang entah keberapa kalinya minggu itu. Devan, asistennya, masuk dengan ekspresi geli sambil membawa map laporan. “Surat ancaman lagi, Nona Ruby?” tanya Devan sambil meletakkan map di atas meja. Ruby mengangguk pelan, lalu menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi kulit putih gading miliknya. “Kreativi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN