Ruby menatap pada ponselnya, rahangnya mengatup keras saat panggilannya kembali diputus oleh Varo. Sugar baby-nya sekaligus mantan anak tiri sialannya itu memang sengaja bermain-main dengannya. Brengsek! Tangan Ruby mencengkeram ponsel dengan kuat. Darahnya mendidih. Dia tidak suka diabaikan, apalagi oleh Varo—pria yang dulu ia bantu, ia manjakan, dan ia jadikan miliknya. Dengan cepat, Ruby meraih tasnya, mengambil kunci mobil Ferrari miliknya, lalu melangkah keluar apartemen mewahnya. Tumit tingginya berdetak keras di lantai marmer saat ia berjalan menuju lift. Begitu pintu lift terbuka, ia masuk tanpa ragu, lalu menekan tombol menuju basement. Mobil sportnya melesat cepat di jalanan malam yang mulai sepi. Ruby memacu kendaraannya menuju rumah keluarga Vando, tempat Varo tingg