Lorent kembali terbatuk-batuk saat terbangun dari tidurnya yang semakin tidak menentu belakangan ini, dia hanya melihat Will yang sedang membenahi perapian, pemuda itu baru melempar potongan kayu baru ke dalam api yang menimbulkan letupan-letupan kecil. "Dimana putriku?" "Dia masih mengantar obat untuk Baron Winsley," Will berjalan mendekatinya memperhatikan kulit kurus Lorent yang dipenuhi tonjolan-tonjolan otot dan tulang. Otot-ototnya yang seperti selang di balik kulit rapuh sepucat kapur itu ikut tertarik tiap kali dia mulai terbatuk. Will coba membantu dengan memberi pijatan ringan di punggungnya karena batuk Lorent tidak juga kunjung berhenti, sepertinya dia kesulitan untuk menghentikan dirinya sendiri meski pun tubuhnya sudah lelah. "Akan ku buatkan minuman hangat, tunggu sebenta