Setelah makan siang dengan Aksa, Raya langsung pergi ke cafenya. Suasana cafe tak jauh berbeda seperti seminggu lalu. Beberapa anak muda ada yang nongkrong sembari mengerjakan tugas mereka. “Selama saya tidak ada di sini, apa cafe selalu ramai Siska?” tanya Raya pada pegawainya. “Kadang ramai banget, Bu. Apalagi kalau sore, tapi pernah juga sepi,” jawab Siska santai. Raya mengangguk paham. Itu adalah hal yang wajar terjadi. “Mau minum apa, Bu?” tanya Siska. “Lemon tea aja deh.” Siska mengangguk kemudian membuatkan minuman untuk Raya. Tidak berselang lama, Salwa datang dan langsung duduk di hadapan Raya. “Pesan minum dulu, Sal,” suruh Raya yang diangguki Salwa langsung. Salwa bangkit dan memesan minuman di kasir. Setelah itu ia kembali duduk di depan Raya. “Oleh-oleh untuk aku man