Sebulan kemudian… Tok… tok… tok… Aksa melirik pintu ruangannya sekilas kemudian berseru. “Masuk!” Taehoon datang dengan wajah yang masam. “Ada yang mau bertemu dengan anda, Tuan.” “Siapa?” “Riska, Tuan.” Sejenak Aksa merasa heran, Riska siapa yang Taehoon maksud. Soalnya asisten manager di kantornya juga bernama Riska. “Suruh dia masuk.” Taehoon mengangguk, dan mempersilakan tamu Aksa untuk masuk. Mata Aksa memandang tajam sosok wanita yang baru saja masuk. Itu adalah Riska putri Santosa, bukan sang asisten manager. “Ada keperluan apa?” tanya Aksa to the point. Tanpa disuruh Riska langsung duduk di sofa dan memandang Aksa dengan senyum manis. “Aku haus, boleh aku minum dulu?” Aksa menatap Taehoon yang berada di ujung pintu dan mengisyaratkan pada sekretarisnya untuk membawakan