rafa sedang memohon pada anak gadisnya agar mengizinkannya berangkat kerja. saat ini sudah pukul setengah sembilan pagi dan jika fay masih saja keras kepala maka ia berjanji akan membawa fay saja sekalian. beberapa bulan ini rafa makin sibuk karena ia memegang kendali penuh perusahaan karena sang abang sibuk melayani istrinya yang hamil. abang tengiknya itu benar-benar keterlaluan dalam bersikap dan rafa yang menjadi korban. dika bisa bersama istrinya setiap saat dan dirinya malah jarang sekali bisa berlama-lama dirumah. "ya udah .. ikut ayah?" tanya rafa dan segera diiyakan dengan anggukan super semangat oleh fay. rafa meraih fay dalam gendongannya tanpa peduli dengan bentuk kemejanya nanti dan juga noda coklat yang bisa mengotori kemeja putihnya. "sayang.. kami pergi" teriak rafa denga