“Hei! Melamun.” Aku tersentak saat Bara menyapaku, dia menggerakkan tangannya di depan wajahku. Saat ini aku sedang duduk di kursi panjang di taman samping IGD. Bara pun ikut duduk di sampingku setelah meminta izin padaku. “Ada apa? Seperti sedang banyak yang dipikirkan? Bumil harus relax,” ujarnya panjang lebar. Bukan Bara namanya kalau tidak kepo. Aku hanya menggeleng. Sejak tadi aku mengingat percakapan pagi tadi dengan Satya. Satya bilang semalam dia melihat wanita berjaket hoodie mengikuti aku dan Aa saat menemani Panji bermain d timizone. Mulanya dia mengira itu hanya orang biasa yang berkunjung ke mall. Namun, beberapa kali wanita itu tampak sedang memotretku. Satya langsung mengambil ponselnya dan menahan tangan Anas tepatnya saat dia mengikutiku sampai ke area parkir. Satya

