“Papa dengar kamu mendapat beberapa teguran dari konsulen bedah-mu.” Aku memicingkan mataku ke arah Aa dan dia mengedikkan bahunya acuh. “Bukan Ganda yang melapor, dr. Ilham juga mengaku pernah memergokimu tidur saat berjaga,” sambung Papa. Aku sudah melewati sembilan minggu-ku di stase bedah tersisa satu minggu di bedah saraf bersama dr. Ilham beliau orangnya tidak asyik, terlalu kaku tidak seperti dr. bedah lainnya. Aku sangat kewalahan di stase bedah, di sana sangat cepat dan harus cermat, luar biasa. “Sudah yakin ingin mengambil spesialis apa?” tanya Papa. Aa yang semula membaca buku, menutupnya dan beralih menatapku. Dia juga tampak menunggu jawabanku, sebelumnya kami belum pernah membicarakan ini. Aa dan Papa berada di bidang yang sama, kalau Aa di bedah umum, Papa spesialis be

