“Sayang, kamu kelewatan cantik untuk ke acara lelaki lain,” protesnya melihat aku berias. “Ini nggak berlebihan Aa. Aa kan tahu Nada kalau makeup nggak yang heboh banget,” jawabku. Aa memelukku dari belakang menatap diriku dari pantulan cermin. Melayangkan protes karena hari ini aku terlihat sangat cantik. Susah payah aku menahan tawa melihat sikapnya. “Nada sudah selesai, yuk!” ajakku. Hari ini aku sengaja memintanya memakai pakaian dengan warna senada denganku yaitu biru muda. Aa juga tidak kalah tampan, sangat cocok denganku yang cantik ini. Tidak salahkan memuji diri sendiri? Saat kami tiba di restoran, aku bisa merasakan ketegangan di wajah Aa. Dia berusaha tersenyum, tapi aku tahu itu hanya senyuman terpaksa. Matanya bergerak gelisah, dan aku bisa mendengar gumaman kecil darinya

