Bab 27

1748 Kata
Paula masih kesal karena harus mengikuti perintah sang papa untuk bisa ikut makan malam bersama dengan rekan bisnisnya. Sebenarnya ia benar-benar tak mau ikut dalam acara makan malam itu tapi lagi-lagi di rumah ini perintah seorang Carlos Fabrizio tidak bisa di ganggu gugat. Jadilah mau gak mau Paula pun bersiap-siap untuk menyambut makan malam bersama dengan rekan bisnis dari sang Daddy. Malam ini Paula memakai gaun berwarna merah muda yang sangat simpel tapi tak membuat kecantikannya luntur. Ketika sedang memoles lipstik di bibirnya pintu kamarnya terbuka dan ternyata yang masuk adalah sang mommy. "Kamu udah selesai kan? Kita turun aja sekarang karena kata Daddy sebentar lagi rekan bisnis Daddy akan segera datang," kata Sisca memberitahu sang putri. "Iya mom aku udah selesai kok. Memang rekan kerja Daddy yang datang berapa?" tanya Paula balik. "Mommy gak tahu sayang soalnya Daddy gak bilang berapa orang yang akan datang untuk makan malam. Lebih baik kita sudah siap aja di bawah dan menyambut kedatangan tamunya daddy," jawab Sisca yang memang tahu berapa orang yang datang untuk makan malam. Paula pun melihat kembali penampilan dirinya sebelum akhirnya ia pun mengikuti kemana sang mommy turun. Hampir setengah jam Paula menunggu tamu dari sang Daddy sampai akhirnya tamu yang ditunggu datang juga. "Selamat malam Mr. Philip Darkstone," sapa Carlos ketika rekan bisnisnya datang. "Selamat malam Mr. Carlos Fabrizio. Seharusnya saya mengucapkan terima kasih sudah mengundang saya untuk makan malam bersama disini. Suatu kehormatan bagi saya bisa datang ke rumah milik keluarga Fabrizio yang terkenal di Itali ini," jawab Philip terlihat senang. "Bukannya anda bilang jika putra anda akan datang bersama tapi saya lihat anda datang sendiri?" tanya Carlos kepada Philip. "Anak saya Aero agak terlambat datang kesini karena ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan. Jadi dia akan menyusul nanti," jawab Philip terlihat tenang. "Oooo begitu. Kalau begitu mari masuk. Saya perkenalkan anda dengan keluarga saya," ajak Carlos untuk masuk ke dalam. Philip pun mengikuti kemanapun Carlos membawanya. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan Sisca dan Paula. "Sisca perkenalkan dia Mr. Philip Darkstone. Dia adalah rekan bisnis aku dan Mr. Philip perkenalkan dia istri saya Sisca dan putri saya Paula," kata Carlos memperkenalkan Sisca dan juga Paula. Sisca dan Paula pun memperkenalkan dirinya kepada Philip begitu juga dengan Philip yang memperkenalkan diri. "Wah saya tak mengira jika Mr. Carlos memiliki putri yang sangat cantik. Pasti banyak laki-laki yang datang kepada anda dan meminta putri anda untuk dijadikan menantu mereka," puji Philip sambil tersenyum kearah keluarga Fabrizio. "Mr. Philip bisa saja. Putri saya masih sangat manja dan kekanak-kanakan. Jadi dia belum punya rencana untuk menikah dalam waktu dekat jadi. Saya juga masih ingin Paula fokus dengan pendidikannya saja untuk saat ini. Kalau soal pendamping hidup bisa di bicarakan nanti," jawab Carlos dengan santai. Paula sebenarnya malas harus mengikuti acara yang tidak penting seperti ini. Lebih baik tadi ia pergi saja ke pesta ulang tahun temannya daripada harus mendengarkan obrolan yang tak penting seperti ini. Bisa-bisanya rekan bisnis daddynya ini membahas soal pendamping hidupnya segala. Umur Paula masih 21 tahun dan kata-kata menikah masih jauh untuk di gapai. Ia masih ingin kuliah dan bersenang-senang menikmati hidup. Selain itu jika ia menikah nanti ia ingin menikah dengan kakak angkatnya Bastian. Bagi Paula kakak angkatnya itu adalah sosok lelaki yang tepat untuk dijadikan calon suami. Jadi Paula akan berusaha untuk bisa menjadikan kakak angkatnya Bastian menjadi suaminya kelak. Ketika mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba ada seorang laki-laki yang tampan masuk ke rumah keluarga Fabrizio dengan ekspresi yang bersalah. "Selamat malam semua. Maaf saya datang terlambat," kata laki-laki itu menyampaikan kata maafnya. Dan ketika Paula melihat kearah laki-laki yang baru datang ke rumahnya, ia kaget ketika tahu jika laki-laki itu laki-laki menyebalkan yang ia temui di cafe beberapa hari yang lalu. "Kamu......" Paula langsung berteriak ketika melihat kedatangan laki-laki yang merupakan tamu sang Daddy juga. "Kalian saling kenal tenyata?" tanya Philip yang bingung ketika melihat Paula mengenal putranya. "Kita belum kenal pa. Cuma kita pernah gak sengaja bertemu di sebuah cafe beberapa hari yang lain. Aku gak menyangka jika dia putri Mr. Carlos," kata anak dari Mr. Philip. "Sayang kamu kenal sama putranya Mr. Philip?" tanya Carlos kepada Paula putrinya. "Aku gak kenal sama dia Daddy. Tapi dia benar-benar laki-laki yang menyebalkan dan gak punya sopan santun," jawab Paula yang terlihat sebal melihat laki-laki menyebalkan yang ia temui di cafe. Laki-laki yang merupakan putra dari Philip Darkstone pun segera memperkenalkan diri. "Sebelum saya minta maaf jika pertemuan kita sebelumnya tidak baik. Saya hanya ingin mengenal gadis cantik seperti kamu. Dan ternyata kamu adalah putri Mr. Carlos. Kalau begitu perkenalkan nama saya Aero Darkstone," kata seorang memperkenalkan dirinya. Paula tak merespon sama sekali karena ia masih tak suka dengan laki-laki yang ada dihadapannya. "Carlos lebih baik kita makan dulu baru nanti dilanjutkan obrolannya," kata Sisca mencoba memecahkan keheningan yang ada. "Benar juga lebih baik kita makan malam terlebih dahulu sebelum nanti kita lanjutkan lagi obrolan kita," jawab Carlos yang setuju dengan apa yang dikatakan oleh Sisca. Dan setelah itu mereka pun menikmati makan malam yang sudah disiapkan oleh Sisca. Sesekali mereka terlibat obrolan ringan yang membuat suasana menjadi hangat. Selain itu Aero sesekali melihat kearah Paula yang malam ini terlihat sangat cantik. Di tempat lain Luna masih saja meruntuki kebodohannnya karena lagi-lagi ia terjerat rayuan seorang Sebastian Philip. Setelah ia menerima lamaran dari Bastian dan juga mengutarakan syarat-syarat yang berikan kepads Bastian. Bastian kembali menariknya untuk melalui malam yang panas bersama. Entah jam berapa ia baru tidur karena yang pasti badannya sekarang merasa pegal semua karena di gempur hampir semalaman oleh seorang Sebastian Philip. Untung saja Bastian masih terlelap tidur sehingga Luna punya waktu untuk memulihkan badannya yang terasa pegal-pegal. Luna memilih untuk berendam sebentar sebelum nanti ia menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua. Hampir setengah jam Luna berendam dan memanjakan dirinya. Dan lagi-lagi Luna kaget ketika melihat tubuhnya di penuhi dengan kissmark yang diberikan oleh Bastian. Sepertinya ini sudah menjadi kebiasaan Bastian untuk memberikan tandan di tubuhnya. Setelah memakai baju rumahan yang nyaman karena hari ini ia tak ada acara keluar rumah. Jadi ia memakai pakaian yang nyaman saja di rumah. Luna pun keluar dari kamar mandi setelah dirasa penampilannya tak terlalu buruk. Sebelum keluar dari kamar ia melihat ke arah ranjang dimana ada seorang laki-laki yang sangat seksi sedang tidur dengan tanpa mengenakan sehelai benang pun di balik selimut yang dipakai. Melihat otot-otot di tubuh Bastian membuat wajah Luna merona merah ketika mengingat malam panas yang mereka lalui semalam. Ia tak mengira jika seorang Laluna Fabrizio yang terlihat polos dan malu-malu berubah menjadi wanita liar ketika di atas ranjang. Dan yang bisa membangkitkan sisi liarnya adalah seorang Sebastian Philip. Luna memilih untuk keluar dari kamar daripada ia selalu memikirkan hal-hal yang tidak-tidak. Apalagi ia harus menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua. Sebelum memasak Luna sudah mulai menyiapkan kopi untuk Bastian. Karena setiap pagi Bastian selalu meminum kopi sebelum memulai sarapan paginya. Luna pun melihat isi kulkas yang ternyata sudah berkurang banyak bahan makanan. Untuk 2-3 hari kedepan mungkin masih cukup. Tapi setelah itu ia harus berbelanja bahan makanan. Luna mengambil telur untuk membuat omelette dan juga membuat capcay untuk ia jadikan sarapan pagi ini. Dan tak berapa lama Luna sudah tenggelam dengan kegiatan memasaknya. Sedangkan di kamar Bastian baru saja membuka mata dan ia pun langsung mengambil ponselnya untuk mengirim pesan kepada pihak rumah sakit yang mengabarkan jika hari ini ia akan mengambil libur. Bastian salah satu dokter yang jarang sekali mengambil libur. Jadi Bastian ingin mengambil libur mungkin 3 hari ke depan untuk mengajak Luna jalan-jalan sebelum akhirnya ia kembali ke pekerjaannya yang sudah banyak. Ketika bangun memang sudah tak ada Luna di sampingnya. Bastian kembali mengingat peristiwa semalam gimana akhirnya Luna mau menerima lamarannya. Walaupun ada beberapa syarat yang Luna sampaikan tapi minimal Luna sudah mau menikah dengannya. Untuk syarat yang di ajukan oleh Luna mungkin masih bisa ia pertimbangkan nantinya. Bastian pun bangkit dari ranjangnya tanpa peduli dengan ketelanjangannya. Ia pun segera berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan siap menemui Luna. Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Bastian untuk selesai mandi dan berpakaian. Bastian memilih memakai celana pendek dan kaos oblong saja. Karena memang ia tak berencana untuk pergi jadi memakai pakaian yang nyaman aja. Bastian pun keluar dari kamarnya dan berjalan ke tempat dimana Luna pagi-pagi berada. Seperti hari-hari sebelumnya setiap pagi Luna pasti sudah ada di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Dan di meja makan sudah ada kopi untuk dirinya. Luna sudah tahu apa kebiasaannya setiap hari. Setiap pagi Bastian memang selalu minum kopi dulu sebelum sarapan. Dan Luna sudah menyiapkan untuknya. Bastian memilih untuk berjalan mendekat kearah Luna dan memeluknya dari belakang. "Sayang kenapa kamu bangun pagi-pagi banget. Harusnya kamu bangunin aku biar kita bisa mandi bareng," kata Bastian yang sudah menunjukan dagunya di bahu Luna. Luna yang mendengar perkataan dari Bastian hanya memicingkan matanya. Mana mungkin dia membiarkan Bastian untuk mandi bersama. Bisa-bisa mereka tak hanya sekedar mandi. Luna sangat yakin jika Bastian akan meminta hal yang lebih. Dan tentu saja Luna sangat tak menginginkan hal itu terjadi. "Ngapain kita mandi bersama nanti malah bukannya mandi kakak malah minta yang lain. Dan aku gak mau sampai itu terjadi. Sudah cukup semalam kakak membuat tubuh aku remuk gara-gara harus melayani nafsu kakak yang luar biasa buas. Aku gak habis pikir apa kakak gak merasa capek dan puas gitu. Aku aja capek banget gara-gara ngelakuin hal itu," kata Luna dengan jujur. Bastian juga tak habis pikir kenapa dia tak pernah puas jika bersama dengan Luna. Ia merasa jika bersama dengan Luna hidupnya benar-benar sudah berubah. Tak lagi black and white tapi lebih berwarna. "Aku juga gak tahu kenapa aku gak bisa puas dengan kamu sayang. Harusnya kamu tanyakan sama diri kamu sendiri kenapa kamu bisa buat aku selalu b*******h bila di samping kamu," jawab Bastian jujur. Luna tak bisa berkata-kata bila mendengar Bastian seperti itu. Mau membantah pun juga percuma jadi lebih baik Luna diam saja. "Udah kakak tunggu di meja makan aja bentar lagi masakannya jadi," pinta Luna. Bastian masih enggan untuk melepas pelukannya kepada Luna karena masih ingin memeluk tubuh calon istrinya. Entah kenapa ia tak bisa melepas Luna dalam hidupnya. Ia sudah terlalu terjerumus dalam pesona dari seorang Laluna Fabrizio. Hingga membuat Bastian tak bisa berpaling dengan wanita lain. Ia sudah terlalu jatuh cinta kepada Luna. "Sayang I really love you....." Bastian pun tanpa ragu mengungkapkan perasaannya kepada Luna. Sedangkan Luna sendiri kaget ketika tiba-tiba Bastian mengatakan perasaannya kepada dirinya. Sedangkan dirinya sendiri masih belum tahu sendiri bagaimana perasaan yang sesungguhnya kepada Bastian. See you next chapter.... Happy reading....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN