27. Siang Itu

1822 Kata

Ariano menjemput Nadira di apartemennya pukul setengah sebelas pagi, karena ini hari weekend jalanan cukup lengang sehingga mereka sudah kembali di apartemen pukul sebelas kurang sepuluh menit.   Di tangan Nadira sudah ada paperbag berisi pudding buatannya. Saat Ariano mengabari Nadira semalam soal undangan makan siang Asmarini, Nadira panik maksimal. Sudah terlalu malam untuknya belanja bahan masakan, lagi pula Nadira tidak tahu makanan apa yang harus dibuatnya. Untungnya Nadira memiliki bahan-bahan untuk membuat pudding, alhasil Nadira membuat pudding itu pukul dua belas malam.   “Padahal kamu nggak perlu repot-repot, Nadira.” Ariano mengambil alih paperbag di tangan Nadira begitu mereka turun dari mobil dan berjalan bersisian menuju lift.   Nadira mengerucutkan bibirnya. “Aku mal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN