Nadira melangkahkan kakinya bersemangat sesampainya ia di bandar udara Internasional Phuket. Sambil menenteng koper kabin di tangannya yang berwarna rose gold, Nadira sibuk menoleh ke kiri dan kanan begitu keluar dari pintu kedatangan. “Mbak Nadira!” Mata Nadira memincing untuk melihat sosok itu. Seorang perempuan muda yang usianya mungkin tidak terlalu berbeda jauh dengan Nadira yang mengenakan dress bermotif floral melambaikan tangan. Sebuah papan nama di tangannya bertuliskan nama Nadira besar-besar. Jihan, sekretaris Ariano adalah orang yang bertugas menjemput Nadira di bandara hari ini. “Mbak Nadira gimana penerbangannya?” tanya Jihan ketika mereka berjalan bersisian menuju mobil yang akan membawa mereka ke hotel. “Lancar kok, Mbak.” Nadira lalu melirik ke sekitar Jiha