Arunika sama sekali tidak ragu untuk menyerang para anak-anak. Dia tahu semua ini adalah ilusi. Ditambah lagi anak-anak itu seram, lantaran tak ada apapun di wajahnya. Seperti topeng polos. Seperti hantu tanpa wajah. Ketika pedangnya menebas tubuh mereka. Arunika bisa merasakan kutukan itu berontak dan kembali ke wujud aslinya. Dia menebas lagi untuk menghancurkan bentuk kutukannya. Dan benar saja, sumber kutukan itu menjerit sakit dan perlahan menghilang seperti asap di udara. "Kita harus segera kembali," kata Naraya. Arunika menurunkan anak kecl itu dari gendongannya. Anak itu menggenggam erat tangan Arunika. Arunika berjongkok. Anak itu tersenyum. Arunika tahu, siapa anak itu, Panji. "Panji juga memiliki masa lalu yang buruk," kata Arunika. "Semua orang punya, kenangan yang bu