Rosemary XII: Yan Forest

1725 Kata
Dokter Gu terlalu banyak menganggur selama beberapa hari belakangan ini karena jadwal autopsinya tidak sepadat sebelumnya. Dokter Gu bahkan sudah berada di rumah saat senja, dia menyempatkan dirinya untuk membersihkan rumah, mengepel lantai, dan menata buku-buku, membersihkan sofa dan melakukan segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga. Sesekali kucing baru peliharaannya akan mengganggunya. Kucing betina itu bahkan telah menjatuhkan pot bunga berisi tanaman hias yang baru saja dibeli oleh dokter Gu. Dokter Gu, selain menyukai hal-hal berbau misteri, dia juga kini tengah mengembangkan hobi barunya. Itu berkat direktur Wang, atasan letnan Chen yang juga adalah pecinta tanaman hias. "Jiangguo, setelah aku pikir-pikir, ucapan dari polisi buncit itu benar. Yah, paman Wang memang benar-benar jenius." Kata dokter Gu. Dia baru saja membersihkan kerusakan yang disebabkan oleh Jiangguo. Beruntung tanamannya yang baru saja dibelinya dengan harga tidak murah itu baik-baik saja, jika tidak, dokter Gu pasti sudah akan menggiling bola bulu bernama Jiangguo. Beberapa hari yang lalu dokter Gu yang menyempatkan dirinya untuk mampir ke kantor polisi Shanghai, tidak sengaja dia berpapasan dengan direktur Wang. Saat itu letnan Chen tengah sibuk, jadi direktur Wang mengajaknya untuk mengobrol di ruangannya. Sudah bukan rahasia lagi, kalau polisi dengan pangkat di atas letnan Chen itu adalah seroang pecinta tanaman hias. Alih-alih dipenuhi oleh dokumen-dokumen yang berisi kasus-kasus kriminal, ruangan direktur Wang lebih mirip dengan ruangan seorang florist. Mulanya, dokter Gu hanya mencibir. Dia tidak bisa berhenti mencela didalam hatinya tentang seorang laki-laki yang mencintai tanaman hias melebihi seorang perempuan. Tetapi celaan itu berubah menjadi rasa takjub begitu dokter Gu mengetahui sebuah fakta dari direktur Wang. Direktur Wang pernah berkata, "Apakah kau tahu mobil SUV berwarna silver mililku itu?" Dokter Gu mengangguk, "Ya, itu adalah mobil yang bagus paman Wang. Sangat cocok untukmu." Benar-benar pujian yang tidak tulus! Direktur Wang sama sekali tidak peduli, apakah itu pujian yang tulus atau tidak. Nyatanya hatinya dipenuhi kesenangan saat pujian itu dilontarkan padanya. "Jangan berlebihan." Direktur Wang melambaikan tangannya didepan dokter Gu. "Xiao Gu." Ini adalah panggilan akrab dari direktur Wang pada dokter Gu yang usianya sangat terpaut jauh darinya. Direktur Wang melanjutkan ucapannya sembari menunjuk ke salah satu tanaman hiasnya, "Jenis itu, aku menjualnya dan aku bisa membeli satu unit mobil dengan sedikit tambahan." Dokter Gu, "….." Mulanya dokter Gu tidak mempercayai ucapan dari pria itu. Dia hanya mengangguk dengan sembarangan sebelum akhirnya pergi dari ruangan direktur Wang, ah, mungkin lebih tepatnya ruangan florist Wang. Saat itu dokter Gu baru saja akan masuk ke dalam mobilnya. Dihari yang sama pula, dia telah menerima mobilnya dalam keadaan bagus. Ya, selain menerima spanduk sutra yang tidak berharga sepeser Yuan pun, dia juga menerima garansi perbaikan mobilnya. (Spanduk sutra: Semacam spanduk penghargaan atas keterlibatan seseorang dalam menegakkan hukum) Karena penasaran, dokter Gu mengecek harga tanaman hias yang sedari tadi menjadi pokok bahasan direktur Wang dengannya. Dokter Gu, "…" "Semahal ini? Tanaman ini berharga ratusan bahkan jutaan Yuan?" Dokter Gu tampak tidak percaya dengan kenyataan ini. Alhasil, sepulangnya dia dari kantor polisi Shanghai beberapa hari yang lalu itu, dokter Gu langsung pergi ke tempat dimana tanaman hias khusus diperjualbelikan. Dan tepat hari ini, Jiangguo, bola bulu berjenis Munchkin itu menghancurkan pot tanaman dokter Gu. "Kau akan dihukum. Tidak ada camilan malam." Dokter Gu menunjuk dan memperingatkan kucing berwarna hitam putih itu. Letnan Chen kembali. Dia pulang lebih cepat kali ini, tidak sendirian tetapi ada Jing Yi dan Si Zhui bersama dengannya. "Oh?" Dokter Gu menatap ketiga polisi yang baru saja melepas sepatu mereka. Jiangguo rupanya sudah mengenali pemiliknya yang lain. Dia tampak waspada pada Jing Yi dan Si Zhui, tetapi kewaspadaannya tidak berlaku untuk letnan Chen. Bola bulu menggemaskan itu sudah berjalan dan berputar-putar dikaki letnan Chen. Letnan Chen tersenyum dan mengangkat kucing gemuk itu. "Jangan memberinya makan, dia berulah hari ini. Lihatlah itu." Dokter Gu menunjuk tanaman biasanya yang kini harus hidup dengan toples makanan tanpa lubang. "Kenapa dokter menggunakan toples kue untuk dijadikan sebagai pot tanaman? Merusak sekali." Jing Yi sedang berjalan ke arah dapur dan terlihat membuka lemari es, berharap ada jus jeruk atau minuman manis lainnya didalamnya. "Dia memecahkannya yah?" Si Zhui tersenyum ketika dia kemudian duduk di sofa. "Oh." Dokter Gu mencela, "Dia tidak akan mendapatkan camilan tengah malam untuk beberapa hari kedepan. Dia harus diet dan…" Dokter Gu, "…." Letnan Chen bahkan sudah menuangkan separuh makanan basah dan separuh makanan kering di tempat makan Jiangguo, membuat kucing itu sama sekali tidak memihak dokter Gu lagi. "Aiya, sekarang dia adalah ayahmu. Jangan pernah memintaku memberikan makanan lagi padamu. Dia memang ayah yang memanjakan putrinya." Kata dokter Gu. Si Zhui tertawa sementara Jing Yi mencibir, "Kau pikir Biaoge-ku adalah kucing. Dia adalah manusia." "Kalian berdua…" dokter Gu menunjuk letnan Chen dan Jing Yi, "Apakah keluarga kalian sama sekali tidak menyukai humor?" Perkelahian verbal antara dokter Gu dan Jing Yi akhirnya berakhir. Beruntung Jin Ling tidak berada di tengah-tengah mereka, jika tidak, adu mulut tiga orang cerewet itu pasti akan berlangsung selama dua hari dua malam. "Kalian diskusikan saja tugas kalian. Aku hanya ingin mendengar dan bermain bersama Jiangguo. Silahkan, silahkan." Kata dokter Gu. "Letnan, aku sudah melacak lokasi terakhir keberadaan Hu Jixin. Dia tampak berkeliaran di sekitar hutan Yan. Dia tidak menggunakan kartu kreditnya, tetapi berdasarkan lokasi dari GPS ponselnya, dia memang berada disana." Kata Si Zhui sembari memberikan ponselnya pada letnan Chen. Entah karena beruntung atau karena Hu Jixin yang teledor, tetapi Si Zhui yang hanya iseng melacak GPS ponsel Hu Jixin benar-benar mendapatkan petunjuk lokasi terakhir keberadaan pria yang mengaku sebagai pacar Da Yu itu. "Dia benar-benar beruntung, kami tidak pernah memikirkan cara itu sebelumnya karena kami pikir Hu Jixin memiliki otak yang licik." Kata Jing Yi. Dokter Gu menepuk-nepuk perut Jiangguo ketika dia berkata, "Kau teledor nak." Jing Yi tidak berani membalas ucapan dokter Gu itu. Jika bukan karena ada letnan Chen, maka Jing Yi pasti sudah mengomel. Letnan Chen, "Disana adalah area yang basah. Pendaki yang akan mendaki Gunung Yan lebih memilih jalan memutar dibandingkan harus melewati hutan Yan…" Jing Yi, bocah dengan sopan santun yang agak kurang segera menyela, "Ya, itu benar! Dihutan itu terlalu basah. Ada banyak genangan air dan waduk." "Bukankah itu tempat yang bagus untuk berbuat kejahatan?" Dokter Gu tersenyum dan berkata, "Tempat yang membuat orang untuk mendatanginya adalah tempat yang ideal untuk menyembunyikan sesuatu." Jing Yi, "!!" Si Zhui, "Dokter anda memang cerdas." "Ah? Apa?" Dokter Gu sudah sangat bangga ketika dia berkata, "Jangan melebih-lebihkan, aku memang cerdas." Jing Yi, "…" "Disana ada sebuah bangunan menyerupai Colloseum. Dulu bangunan itu sempat menjadi tempat casino, tapi karena kondisi lahan yang tidak memadai, maka tempat itu ditutup." Letnan Chen adalah orang asli Shanghai, jadi tidak sulit baginya untuk mengetahui seluk-beluk kota tempat dia dilahirkan. Hutan Yan terhubung dengan gunung Yan. Di puncak gunung, sering diadakan perlombaan para kamu feodal. Judi dan hal-hal semacamnya pernah terjadi di gunung Yan. Tetapi setelah dua tahun berdiri, tempat itu sudah resmi ditutup. *_ Maka di keesokan harinya letnan Chen Si Zhui dan juga Jing Yi pergi ke distrik Y, tempat hutan dan gunung Yan berada. Hutan di sana cukup lebat, membawa aroma mistis tersendiri. Ucapan letnan Chen tentu saja benar adanya, namun bangunan yang dibicarakan oleh letnan Chen itu sepertinya tidak nampak lagi. Tidak ada sama sekali jejak mobil ataupun kendaraan yang bisa masuk ke dalam hutan, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Tetapi sejauh mata memandang, ketiganya sama sekali tidak melihat bangunan tua yang mirip dengan Colosseum yang ada di roma itu. Mereka hanya mendapatkan pepohonan semakin rimbun, oleh karena itu letnan Chen memutuskan untuk kembali ke mobilnya. Dia berkata, "Aku tidak tahu persis di mana letak bangunan itu. Aku tidak pernah pergi kesana. Hanya saja tempat itu adalah tempat yang populer ketika aku duduk di SMA. Aku rasa itu sudah cukup lama, mungkin saja bangunannya telah roboh." "Lalu apa yang akan kita lakukan letnan? Tidak ada CCTV di area sini dan ini adalah tempat yang cukup sepi. Kendaraan cukup jarang melintasi area ini. Hanya beberapa mobil besar pengangkut kayu yang lewat dan sangat jarang mobil pribadi datang kemari." Ujar Si Zhui. Tempat itu memang cukup indah, memiliki hutan yang rimbun yang penuh dengan dedaunan berwarna hijau. Terhubung dengan puncak gunung yang terkenal akan keindahannya, walaupun demikian turis cukup malas untuk datang ke gunung Yan karena jalanan yang susah untuk diakses. Jika mereka ingin menaiki gunung menggunakan kendaraan, maka mereka harus berkendara sekitar 2 hingga 3 jam. Tanjakan di sana juga cukup curam, beberapa mobil ditemukan jatuh ke jurang dalam kurun waktu dua bulan terakhir dan kecelakaan sering terjadi, membuat para turis enggan untuk pergi ke gunung Yan yang indah itu. Letnan Chen, "Kita kembali dulu. Aku akan mencari tahu lebih lanjut." Ketiga orang itu kemudian masuk ke dalam mobil dan pergi dari tempat itu. Tapi mereka tidak langsung kembali ke kantor polisi atau ke pusat kota, sebaliknya, mereka terlihat memarkirkan mobil di depan sebuah toserba. Ketiganya diam di mobil dan nampak seperti menunggu sesuatu. "Kita tidak tahu kapan dia akan kembali lagi kemari. Hanya saja kita harus waspada, kita tidak bisa lengah.".Kata letnan Chen. Ketiga orang polisi itu memutuskan untuk menunggu di depan toserba, mencoba keberuntungan mereka dengan menunggu dan berharap bahwa Hu Lixin akan lewat di sana. Letnan Chen baru saja mendapatkan konfirmasi dari bawahannya yang berjaga di rumah lama Hu Lixin yang ada di Shanghai. Mereka mengatakan bahwa Hu Lixin berada di kediamannya dan tidak keluar selama satu hari ini. Jadi letnan Chen memutuskan untuk pergi dari toserba. Tetapi sebelum mobil mereka melaju ke arah kota, letnan Chen memutar kemudi mobil dan kembali ke jalanan di hutan. Firasatnya mengatakan bahwa dia harus kembali kesana. Di saat waktu telah malam, kondisi jalanan sangat sepi dan gelap. Letnan Chen hanya ingin memastikan bahwa benar-benar tidak ada bangunan lagi di dalam hutan. Jika memang benar ada bangunan, pastilah akan ada setitik cahaya yang muncul dari kejauhan, tetapi nyatanya tidak ada cahaya yang muncul walaupun itu adalah cahaya kunang-kunang sekalipun. Ketiganya kemudian memutar kemudi mobil dan bergerak langsung ke arah kota. Tetapi sebelum keluar dari arena hutan rimbun itu, mereka dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba muncul di depan mobil mereka. Beruntung Si Zhui menancapkan rem dan objek yang mendekat ke mobil mereka itu tidak tertabrak, tetapi objek itu pingsan di tempat! "Dia, dia seorang gadis letnan. Dia memakai gaun pengantin." Si Zhui dan Jing Yi adalah orang yang pertama turun kemudian diikuti oleh letnan Chen.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN