Perayaan tahun baru China akan segera berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya akan ada libur nasional selama beberapa hari untuk merayakan tahun baru. Tapi kata 'libur' nampaknya tidak ditemukan di dalam kamus seorang pegawai negeri. Utamanya untuk seseorang yang bekerja sebagai pelayan publik, seperti polisi dan dokter.
Tidak ada libur untuk tindak kejahatan. Ya, kejahatan memang tidak mengenal adanya libur. Bahkan di saat-saat liburan seperti liburan tahun baru, tingkat kejahatan bisa meningkat hingga tiga puluh persen.
Di satu hari yang berharga, di mana Badan Forensik Shanghai memberikan libur untuk para pegawainya, Profesor Jiang yang juga tidak bisa melakukan apa-apa terpaksa merampas hak libur para bawahannya itu. Bukan untuk pekerjaan, tetapi untuk pesta tahun baru sekaligus perayaan atas promosi yang diraih oleh putra tunggalnya, Jiang Qing.
Dokter Gu dan letnan Chen sebelumnya memang telah mendapatkan undangan dari Profesor Jiang, dan mereka tentu saja berniat untuk datang.
Bagi letnan Chen sendiri, menghabiskan tahun baru di kantor polisi dengan segudang pekerjaan yang menumpuk, adalah hal yang wajar. Dia selalu memberikan libur pada bawahannya dan membiarkan dirinya mengambil alih untuk menulis laporan. Tepat di tahun baru, dia akan pergi ke rumah orangtuanya untuk sekedar menyapa dan membawakan segudang bingkisan.
Sementara itu, untuk dokter Gu, ini adalah kali pertama, dimana dia merayakan tahun baru tidak bersama dengan kedua orangtuanya di Beijing. Dokter Gu berniat untuk mengunjungi orangtuanya yang ada di Beijing setelah tahun baru. Dia akan mencoba menjilat Profesor Jiang agar ayah angkatnya itu mau memberikannya cuti selama satu minggu.
"Xiao Yu, kau sudah siap?" Dokter Gu hanya memakai setelan kemeja semi-formal. Dia bahkan tidak memakai dasi.
Letnan Chen, pria kolot itu hanya memakai kemeja berwarna hitam, ada jas hitam di luar kemejanya, tidak ada dasi, tetapi kalung kecil yang tidak pernah dilihat oleh dokter Gu tiba-tiba mencuat.
"Aku tidak tahu kalau kau memiliki kalung." Dokter Gu bertanya dengan acuh tak acuh.
"Pemberian kakekku." Letnan Chen yang memakai setelan hitam benar-benar terlihat sangat mempesona.
Keduanya akhirnya pergi ke sebuah hotel yang sebelumnya telah di sewa oleh Profesor Jiang. Ya, acara yang semula akan diadakan di rumah Profesor Jiang tiba-tiba beralih ke hotel berbintang lima setelah nyonya Yi meminta hal itu pada suaminya, pada Profesor Jiang.
Hal ini tentu saja bukannya tanpa alasan. Jiang Qing, dia adalah dokter bedah yang mumpuni dan dia telah mendapatkan promosi untuk menjabat sebagai wakil direktur departemen bedah. Jadi tidak mungkin nyonya Yi akan membiarkan putra semata wayangnya menjadi olok-olokan karena mengadakan pesta akhir tahun di sebuah rumah.
Ada banyak tamu undangan yang diundang. Dari kejauhan, dokter Gu melihat sosok yang tengah menjadi tokoh utama di acara itu. Ya, putra tunggal Profesor Jiang, Jiang Qing, sedang berdiri dan berbicara dengan kerabatnya dengan tatapan angkuh dan mendominasi.
"Dia adalah Jiang Qing." Kata dokter Gu pada letnan Chen.
"En." Letnan Chen tidak banyak menjawab.
Profesor Jiang tiba-tiba datang dan menghampiri kedua pemuda yang datang secara bersamaan itu. Dia berkata, "Kalian sudah sampai?"
Letnan Chen, "Ya paman, aku akan menyapa dan mengucapkan selamat pada Jiang Qing nanti."
"Jiang Pa, di mana bibi?" Ini hanyalah intermezzo yang bahkan terkesan tidak tulus di telinga orang yang mendengarnya.
"Dia ada disana." Kata Profesor Jiang.
"Aiya, siapa ini?" Suara seseorang tiba-tiba terdengar. Pemilik suara itu tiba-tiba mendekat ke arah Profesor Jiang, "Ayah, bukankah ini Gu Wei?"
"Ya, dia adalah Xiao Gu." Profesor Jiang berbalik untuk kemudian menatap ke arah putranya.
Jiang Qing, entah sejak kapan dia berjalan ke arah dokter Gu dan mulai bersuara.
"Jiang Qing, bagaimana kabarmu?" Dokter Gu tersenyum saat dia membuka telapak tangannya untuk mengajak Jiang Qing bersalaman.
Jiang Qing, "….."
Jiang Qing bahkan tidak mau repot-repot untuk membalas tangan dokter Gu itu, membuat dokter Gu terlihat sedikit menyedihkan.
Kejadian itu hanya bertahan beberapa detik saja sebelum akhirnya suara seorang pria dan wanita paruh baya ikut bergabung, "Xiao Yu!"
Dokter Gu, "….."
Letnan Chen berbalik, "Ayah, ibu."
Ayah? Ibu? Ayah ibu siapa?
Profesor Jiang tampan begitu terkejut, "Lao Chen, ternyata Xiao Yu adalah putramu?"
"Ya, dia satu-satunya putraku." Pria seusia Profesor Jiang itu tersenyum, "Aku tidak menyangka akan melihatnya disini."
Chen Bolin, dia adalah chairman dari firma hukum terbesar di Asia timur, The Chen's LLP. Dan yang lebih mengejutkan adalah, seorang letnan polisi bernama Chen Yu adalah putra chairman itu?
Dokter Gu nampak tidak percaya. Orang yang selalu dia permainkan dan dia ejek adalah putra salah satu konglomerat negeri tirai bambu?
Jiang Qing yang juga tidak percaya tentu saja langsung merubah caranya menatap letnan Chen. Mulanya, putra tunggal Profesor Jiang itu menatap Letnan Chen dengan tatapan sinis. Tetapi saat dia mengetahui bahwa pemuda yang datang bersama dengan orang yang paling tidak disukainya, Gu Wei, adalah putra dari orang yang masuk list orang terkaya di bumi para Kaisar, Jiang Qing segera membuka mulutnya, "Jadi dia adalah putra tuan Chen."
Jiang Qing mengulurkan tangannya, "Aku adalah dokter Jiang Qing. Senang berkenalan denganmu."
Letnan Chen hanya menatap uluran tangan Jiang Qing itu tetapi dia tidak berniat untuk menjabat tangan putra Profesor Jiang.
Dokter Gu mencibir di dalam hatinya, "Kau menuai apa yang kau tanam."
Wajah Jiang Qing tampak memerah ketika dia melihat telapak tangannya yang tersapu oleh angin. Letnan Chen benar-benar tidak memberinya wajah.
"Xiao Yu, kau jarang pulang ke rumah. Ibumu ini merindukanmu, putraku." Yang berbicara itu adalah nyonya Chen, ibu kandung letnan Chen yang masih terlihat sangat awet muda.
Letnan Chen bukanlah seorang putra romantis yang akan memeluk kedua orangtuanya. Dia tidak sama dengan dokter Gu yang akan berlari ke dalam pelukan orangtuanya bahkan ketika usianya telah mencapai kepala tiga. Letnan Chen hanya membungkuk dengan kaku dan berkata, "Ada banyak kasus di kantor polisi. Aku akan berkunjung di lain waktu."
"Ayah, ibu, ini adalah Gu Wei. Dia adalah Shixiong-ku." Letnan Chen melihat orangtuanya menatap dokter Gu yang sedari tadi berdiri disampingnya dengan tatapan linglung.
Dokter Gu, "Halo paman, bibi, aku Gu Wei."
"Ahahhaa, Lao Chen, dia adalah putra angkat ku. Dia juga seorang ahli forensik yang hebat." Profesor Jiang berkata, "Anak-anakku, mereka semua adalah dokter. Ahahah."
Percakapan beberapa orang itu akhirnya berakhir setelah pesta tahun baru yang diadakan oleh keluarga Jiang resmi dimulai.
Itu bukanlah acara resmi, hanya saja, ada susunan acara yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk menghindari kerancuan.
"Selamat tahun baru semuanya." Kata profesor Jiang, "Acara ini adalah acara sederhana yang kami buat khusus untuk putra kami, Jiang Qing. Dia, sekali lagi, membuatku bangga. Putra kami mendapatkan promosi sebagai wakil direktur di departemen bedah."
Semua tamu undangan bertepuk tangan. Seorang kenalan Profesor Jiang mengeluarkan suaranya dari tempat dia duduk, "Kau diberkati Lao Jiang."
"Ya itu benar." Seorang kerabat Profesor Jiang juga menyahut.
Ketika Profesor Jiang telah menyelesaikan pidatonya, dia kemudian memanggil putranya, Jiang Qing untuk berbicara sedikit.
Di lain sisi, dokter Gu dan letnan Chen, bersama dengan Jin Ling dan Fu Pei, yang juga diundang ke acara ini terlihat duduk dengan santai di sebuah meja bundar yang ada di sudut aula.
Dari jauh, keempat pria itu terlihat seperti pria yang aggun. Empat pria tengah duduk disudut, tampan dan mempesona, membuat sebagian tamu wanita sesekali mencuri pandang ke arah mereka.
Tetapi kenyataan selalu berbeda dengan ekspektasi. Anggun? Mempesona? Lupakan saja. Mereka memang duduk dengan rapi, tapi dibalik semua itu, tiga orang dari empat orang mempesona itu tengah bergosip. Bahkan Fu Pei pun masuk ke dalam kelompok.
"Putra wakil direktur Jiang benar-benar sombong. Aku tidak menyukainya." Kata Jin Ling, "Direktur Jiang sangat baik pada kami dan orang-orang di BFS, menurutku sifat dokter Jiang Qing itu diturunkan dari sifat ibunya."
Dokter Gu tidak menjelek-jelekkan, tetapi dia juga tidak menolak ucapan Jin Ling itu. Dia hanya mengangguk dan berkata, "Tetapi dia benar-benar pintar. Ada kelebihan dan kekurangan dalam diri setiap individu. Jadi tidak perlu membahasnya lebih jauh."
Melihat anggur di depannya, dokter Gu benar-benar akan gila. Dia sudah tidak lama tidak minum. Selama masa pemulihan, dia benar-benar berpuasa dan tidak menyentuh anggur atau pun minuman keras lainnya. Tetapi itu sudah lama sekali, seharusnya dia sudah boleh kan?
"Jangan." Kata letnan Chen.
"Aiya, aku sudah benar-benar sembuh. Ini adalah tahun baru, siapa yang tidak meminum anggur di tahun baru? Anggap saja ini adalah hadiahku. Aku adalah seorang dokter, aku tahu kondisiku." Dokter Gu menatap letnan Chen dengan mata berbinar.
Letnan Chen menghela napas, dia memejamkan matanya sebelum akhirnya memaksakan dirinya untuk berlapang d**a, "Baiklah. Tapi jangan terlalu banyak."
Keempat pria yang duduk di meja yang sama itu terlihat tidak tertarik dengan Jiang Qing yang tengah berbicara. Mereka sibuk dengan dunianya sendiri.
Ketika Jiang Qing telah berbicara kurang lebih 10 menit, pintu aula tiba-tiba terbuka. Sejumlah orang menerobos masuk ke dalam hall. Ada beberapa orang yang masuk. Melihat sekelompok orang yang masuk tanpa izin itu, tamu undangan tentu saja tidak bisa tidak terkejut, begitu pula raut wajah Jiang Qing, yang tengah berbicara di atas.
Salah seorang dari empat orang yang menerobos masuk ke dalam hall itu berkata, "Itu dia!" Orang itu menunjuk Jiang Qing dan berkata, "Dia adalah dokter yang melakukan malpraktek. Dia telah menyebabkan Keponakanku meninggal!"
Jiang Qing, "...."
Pusat perhatian kini benar-benar tertuju pada orang yang tengah berbicara itu. Orang itu sama sekali tidak berniat untuk pergi dan menghentikan ucapannya, dia terus menunjuk Jiang Qing dan mengatakan bahwa Jiang Qing adalah dokter yang membuat keponakannya tewas di meja operasi!
"Presdir Lin, apa yang sedang kau lakukan?! Apa maksudmu? Kenapa kau menuduhku melakukan malpraktek?! Aku sama sekali tidak melakukan hal itu. Kau tahu sendiri, bahkan di surat kematian yang dikeluarkan oleh tim forensik, mengatakan bahwa keponakanmu itu meninggal setelah operasi selesai. Tidak ada yang salah dengan operasi yang aku lakukan! Kau bahkan melihatnya sendiri keluar dari ruang operasi dengan keadaannya baik-baik saja!Sekali lagi aku tegaskan padamu, tidak ada yang salah dengan operas yang aku lakukan! Dia meninggal karena serangan jantung!"
Orang bernama Lin itu berkata, "Kau berbohong! Kau adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian keponakanku! Aku tidak akan melepaskanmu atas semua hal ini!"