Case Development XXIV: Escape

1876 Kata
Mendapatkan pengakuan yang mengejutkan dari letnan Chen, Song Manchu tidak bisa tidak marah. Tetapi dia tidak bisa melakukan apapun demi mencegah hal yang lebih buruk terjadi. Song Manchu akhirnya meninggalkan kantor polisi bersama dengan pengacaranya setelah dia menjalani proses interogasi yang cukup lama. Surat penangkapan yang diberlakukan pada Song Manchu itu tidak bisa menahan big boss Song Group itu terlalu lama karena bukti yang masih belum cukup kuat. "Presdir tidak perlu khawatir. Mereka tidak akan mendapatkan apa-apa dari tes narkoba yang menggunakan air liur. Mereka benar-benar berusaha keras dan berpikir bahwa Presdir masih menggunakan narkoba dalam beberapa hari ini." Kata pengacara Song Manchu seraya menenangkan hati kliennya. Song Manchu tidak melakukan apa-apa. Dia hanya diam dan duduk di kursi belakang mobilnya sembari menatap ke arah luar jendela. Mobil mewahnya melintasi papan-papan reklame di jalanan kota Shanghai. Sejumlah pemikiran muncul di otak Song Manchu di waktu yang bersamaan. Song Manchu mengambil ponselnya dan nampak tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Sebelum mematikan panggilan teleponnya itu, Song Manchu berkata, "Jangan sampai gagal." *_ Uji DNA sementara dilakukan oleh devisi zat beracun, Badan Forensik Shanghai. Mereka akan menguji kecocokan DNA dari sampel saliva yang ada di selotip yang sebelumnya ditemukan di rumah persemayaman dengan sampel yang baru saja dibawa oleh Jing Yi dan Si Zhui ke BFS. "Berapa lama hasilnya akan keluar?" Tanya Jing Yi. Jin Ling, si asisten dokter Gu berkata, "Tidak lama. Bisa empat hingga lima hari. Paling lama itu dua minggu." "Apa?!" Jing Yi tampak seolah-olah akan berteriak tepat didepan muka Jin Ling karena tidak percaya dengan ucapan si tuan muda Jin Ling. Dia berkata, "Kenapa lama sekali?" "Inilah kau." Jin Ling sangat menyukai situasi yang tengah dia alami saat ini. Dia menunjuk wajah Jing Yi dan berkata, "Kerutan disana-sini, lingkar hitam dibawah mata kira-kira 1 cm. Emosi yang tidak terkendali. Sudah berapa lama kau tidak tidur?" Jing Yi, "…." Setelah menggoda dan mempermainkan Jing Yi tepat dibawah hidungnya, Jin Ling, si rubah licik, mengalihkan tatapannya pada Si Zhui yang nampak terhibur dengan guyonannya. "Si Zhui, kau tampaknya lebih layak mendengar penjelasan ku." Kata Jin Ling, "Dua Minggu adalah waktu terlama, tapi di tahun 2022 ini, dimana teknologi berkembang sangat pesat. Dan mengingat kami adalah Badan Forensik termodern yang ada di negeri ini, maka hasil uji DNA dapat kalian dapatkan paling cepat besok malam." Si Zhui, "Terima kasih atas kerja keras dokter Jin." Jin Ling tampak malu-malu ketika dia mendengar ucapan Si Zhui, statusnya masih bukan sebagai dokter forensik yang bisa dikatakan resmi. Dia hanyalah dokter muda yang bercita-cita menjadi ahli patologi forensik yang hebat seperti dokter Gu. Jin Ling menggaruk kepalanya seolah-olah ada kutu di kulit kepalanya, "Jangan memanggilku dokter. Panggil aku Jin Ling saja." Jing Yi tampak tidak percaya dengan situasi yang tengah dia alami itu, "...." Jing Yi mendengus, "Apa kau seorang gadis muda yang tengah jatuh cinta? Hmmph!" *_ Membuat Song Manchu keluar dan meninggalkan kantor polisi adalah sebuah resiko. Jadi letnan Chen tidak bisa mengendurkan kewaspadaannya. Dia sudah menyuruh para petugas untuk menjaga hotel tempat Song Manchu menginap. Yah, alih-alih tinggal dirumahnya yang telah menjadi tempat mayat istrinya ditemukan, Song Manchu lebih memilih untuk tinggal di hotel berbintang lima. Peringatan telah diberlakukan di bandara-bandara yang ada di Shanghai untuk tidak memberikan izin terbang pada manusia bernam Song Manchu. Penyitaan terhadap paspor dan visanya juga telah dilakukan. Selain jalur udara, pelabuhan-pelabuhan juga mendapatkan peringatan yang sama. Segala upaya yang bisa digunakan oleh Song Manchu untuk kabur dari negeri bambu telah berusaha ditutup oleh pihak kepolisian. Malam ini secara mengejutkan, letnan Chen sudah berada di rumahnya di jam yang masih belum larut. Saat diwaktu yang hampir bersamaan, dokter Gu tiba dirumah dan melihat housemate-nya itu sedang duduk santai di sebuah bangku yang ada di tepi kolam berenang. Dokter Gu membuka sepatunya dan memakai sandal rumah lalu berjalan mendekat ke arah letnan Chen. "Kau sudah kembali?" Dokter Gu duduk dibawah lantai, kakinya masuk ke dalam kolam berenang setelah dia melipat celana panjangnya. "En." Kata letnan Chen. "Bagaimana kondisi kakimu. Kau harus memperhatikannya, jangan sampai infeksi." Kata dokter Gu lagi. Letnan Chen, "Baik." Dokter Gu, "…." Seolah-olah sedang menunggu gagak hitam muncul di di atas kepala keduanya, tidak ada lagi yang berniat memulai membicaraan. Dokter Gu akan melakukan uji coba pada dirinya sendiri. Dia telah memulai menghitung di dalam hatinya. Dia akan menguji seberapa lama dia bisa bertahan tanpa berbicara jika dia dalam keadaan sadar. Dokter Gu juga secara iseng akan bermain tebak-tebakan dengan dirinya, "Apakah manusia kolot ini akan memulai topik pembicaraan terlebih dahulu?" Delapan puluh, delapan puluh satu, delapan puluh dua, dua puluh delapan tiga.. Letnan Chen tiba-tiba berkata, "Gu Wei…" "Kau benar-benar keterlaluan Xiao Yu!" Kata dokter Gu secara tiba-tiba. Letnan Chen, "…." "Kau baru mau akan memulai topik pembicaraan terlebih dahulu di detik ke delapan puluh tiga. Itu berarti satu menit tiga puluh detik." Mulanya dokter Gu nampak akan mengomel, tapi nyatanya dia tidak. Dokter Gu berkata, "Tapi tidak apa-apa. Katakan, apa yang ingin kau bicarakan?" Dokter Gu memainkan kedua kakinya yang telah masuk ke dalam kolam berenang. "Menurutmu kenapa seseorang berbuat jahat?" Tanya letnan Chen. Hening... Dokter Gu diam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Itu adalah sifat alami manusia. Penyebabnya tentu saja tergantung dari manusia itu sendiri. Kebanyakan orang mengartikan bahwa kejahatan adalah suatu bentuk perilaku yang diketahui ataupun dilihat oleh orang lain. Tetapi sebenarnya definisi kejahatan bisa lebih dari itu." Kaki dokter Gu masih terendam di air kolam berenang, "Tidak dalam artian 'berperilaku' pun bisa menjadi suatu bentuk kejahatan." Kata dokter Gu, "Menelantaran anak atau tidak melaporkan tindakan kejahatan lain adalah suatu bentuk kejahatan walaupun sebenarnya kita tidak terlibat secara langsung. Tetapi kembali kepada individu itu sendiri, apakah dia mampu melawan hawa nafsunya serta bisikan untuk tidak melakukan kejahatan itu atau tidak? Jika orang itu mampu melawannya, maka dia adalah pemenangnya." Letnan Chen tidak menanggapi ucapan dokter Gu itu. Dia menatap ke arah dokter Gu. Suara gemerincing air terbentuk karena dokter Gu memainkan kakinya di bawah kolam. Suara itu terdengar dan menyatu dengan suara jangkrik yang ada di pepohonan. Dokter Gu melanjutkan ucapannya, "Berprilaku buruk pada diri sendiri adalah suatu bentuk kejahatan yang paling sering terjadi tetapi sulit disadari. Kadang tanpa sadar, kita telah menyakiti diri kita sendiri. Kejahatan tidak semata-mata dapat diartikan sebagai bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang pada orang lain." Bukankah Letnan Chen hanya bertanya tentang mengapa seseorang bisa berbuat jahat? Kenapa jawaban dokter Gu begitu panjang? "Apakah kau pernah mendengar tentang teori kejahatan?" Tanya dokter Gu secara tiba-tiba dan letnan Chen menggangguk. Letnan Chen menjawab, "Dari buku yang kau pinjamkan padaku. Aku juga pernah mendengarnya di physicology podcast." "Dalam kajian psikologi forensik ada beberapa teori mengenai kejahatan. Salah satunya berasal dari Lombroso. Kriminolog ini mengatakan bahwa jiwa seorang kriminal itu memang telah ada sejak dia dilahirkan. Kriminolog itu melihat bahwa seorang kriminal itu terlahir dengan rahang yang besar, dagu yang sempit, tulang pipi yang tinggi, dan sebagainya. Apakah kamu percaya teori ini?" Tanya dokter Gu. Letnan Chen menjawab, "Aku menghargai pendapatnya. Tetapi untuk mempercayai mungkin tidak terlalu, aku percaya bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia ini sama kertas putih yang suci." "Kau benar. Manusia memang terlahir sebagai kertas yang suci dan tidak berdosa. Bagaimana dan proses terbentuknya dia menjadi seorang individu dewasa itulah yang akan mempengaruhinya nanti. Masa lalu yang kelam, perubahan emosi ataupun dendam akan menjadikan seseorang menjadi pribadi yang tidak baik. Aku tidak bisa mengatakan lebih karena aku bukanlah ahlinya." Dokter Gu memilih bersikap rendah hati kali ini. Pembicaraan berat mereka akhirnya berganti menjadi topik pembicaraan yang lebih ringan. Dokter Gu akhirnya memamerkan senyum cerianya kembali ketika dia berkata, "Bukankah ini kali pertama kita mengobrol berdua sebagai seorang housemate? Xiao Yu, kita harus saling banyak mengobrol di masa depan. Apalagi kita telah melewati hidup dan mati bersama." Letnan Chen tersenyum, dia mengangguk dan berkata, "Apakah kau sudah makan?" Dokter Gu memiliki beberapa kepekaan yang tidak bisa dijelaskan, dan ketika dia mendengar pertanyaan letnan Chen, dia telah mendefinisikannya sebagai "Aku akan memasakkan makananmu karena kau selalu bertugas membuat sarapan". Dokter Gu menganggukkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak memiliki waktu yang sempat untuk makan malam. Apakah kau mau masakan makan malam untukku?" Letnan Chen mengangguk dan berdiri dari bangku tempat dia duduk. Dia langsung pergi ke dapur dan membuka lemari pendingin, mengeluarkan beberapa bahan makanan dan mulai memasak tanpa mengeluarkan banyak ocehan. *_ Di keesokan harinya, dokter Gu telah pergi terlebih dahulu untuk bekerja, sementara letnan Chen yang masih berada di rumah masih menyempatkan dirinya untuk membersihkan kamarnya. Dia jarang mendapatkan waktu yang longgar, jadi dia menggunakan waktunya itu untuk menata buku-bukunya yang telah memenuhi seluruh lemari buku. Tapi waktunya yang berharga itu segera berakhir ketika dia mendapatkan telepon dari dokter Gu. Melalui sambungan telepon dokter Gu berkata, "Kami mendapatkan hasil tesnya." Tanpa membuang-buang waktu lagi, letnan Chen bergegas pergi ke Badan Forensik Shanghai untuk mengambil hasil tes uji dna yang dilakukan dengan sample saliva Song Manchu. Dan sesuai prediksi, dna yang ada di selotip itu sama dengan dna air liur yang berhasil diambil oleh letnan Chen. Orang yang meletakkan barang bukti berupa bukti transaksi narkotika di dalam guci abu nyonya Song itu benar-benar Song Manchu! Mendapatkan bukti yang cukup konkrit, ditambah lagi ketika Si Zhui berhasil mendapatkan kabar dari forensik digital bahwa mereka berhasil memulihkan data-data yang ada pada beberapa perangkat yang telah berusaha dirusakkan oleh para bandar narkoba. Perangkat lunak yang berhasil di pulihkan itu tidak hanya memuat data-data mengenai transaksi illegal yang dilakukan oleh Song Group, tentang keterlibatan mereka dalam pembelian narkotika. Bahkan ada beberapa perusahaan besar lainnya yang terlibat juga. Selain itu, bukti yang didapatkan oleh letnan Chen dari flashdisk yang ditemukan di guci abu nyonya Song berisi nota penjualan narkotika pada pihak-pihak terkait. Ini menandakan bahwa Song Manchu membeli narkotika dengan jumlah banyak untuk diperjualbelikan kembali. Dan tentu saja ini akan mempengaruhi hukumannya nantinya, karena status sebagai "pemakai" telah meningkat menjadi status sebagai "pengedar." "Dapatkan surat perintah penangkapan!" Kata Letnan Chen, "Kali ini dia akan mendekam lama dibalik jeruji besi." Sirine mobil polisi terdengar di hotel tempat Song Manchu menginap. Penangkapan bos besar Song Group itu akhirnya dilakukan. Tetapi betapa kecewanya para petugas polisi ketika orang yang akan mereka tangkap itu sudah tidak ada di kamar hotelnya. Bahkan ketika pencarian dilakukan di rumah Song Manchu, mereka juga mendapatkan hasil yang nihil. Mustahil untuk Song Manchu pergi dari kota shanghai menggunakan rute udara ataupun laut, karena pihak kepolisian telah memperingatkan kedua tempat itu untuk tidak membiarkan Song Manchu pergi keluar kota atau ke luar negeri. Jadi hanya ada satu satunya jalan yang bisa dilakukan oleh bos besar Song Group itu. Menggunakan kapal ilegal! "Aku melacak lokasi GPS ponselnya. Terakhir kali dia keluar dari hotel pukul enam pagi. Aku juga sudah memeriksa kamera CCTV lalu lintas dan itu tidak terlalu sulit untuk mendapatkan arah mobilnya mengingat pada pukul itu kendaraan yang melintas masih relatif sepi." Kata Jing Yi, "Mobilnya mengarah ke arah utara." "Dia tidak akan bisa pergi dari negara ini semudah itu." Kata letnan Chen. Letnan Chen memejamkan matanya, jari jaringan yang ramping mencubit beli pelipisnya ketika dia berkata, "Dia hanya bisa menggunakan jalur laut. Pergi cari tahu kapal yang berangkat pukul tiga hingga lima pagi. Jangan melewatkan kapal legal, walaupun prioritas kita adalah kapal ilegal. Dia pergi ke arah utara, naka hanya ada satu pelabuhan yang bisa dia tempati. Pelabuhan Waigaoqiao!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN