Adanya ketidaksamaan pendapat antara dua belah pihak adalah hal yang wajar terjadi. Hal-hal seperti berbedanya pemikiran antara pihak keluarga dan pihak penyidik bukanlah hal pertama yang terjadi.
Bagi letnan Chen, masalah pihak keluarga yang sulit untuk di ajak kerjasama adalah masalah biasa. Begitu pula dengan dokter Gu, dia sudah sering menjumpai pihak keluarga yang keras kepala seperti keluarga Hu Lixin ini.
Karena melihat ibu dari Hu Lixin dan saudari dari penjahat itu yang begitu rapuh dan nyaris pingsan, dokter Gu akhirnya menyuruh mereka masuk ke ruang rapat. Satu keluarga yang sengaja datang dari kampung halaman mereka itu kini tengah duduk dengan tenang.
Ketua BFS tidak berada ditempat, jadi hanya ada Profesor Jiang untuk menangani masalah ini. Keputusan yang akan di ambil, apakah autopsi akan dilakukan atau tidak, masih akan dirapatkan.
"Pertama-tama, aku ingin tahu. Alasan apa yang mendasari kalian tidak mengizinkan autopsi ini dilakukan." Kata Profesor Jiang.
Jawaban normal, dan lantunan suara yang tenang sama sekali tidak pernah terdengar. Pertama-tama, ada suara tangis yang disertai suara serak, "Putraku, Lixin…, dia telah menjadi penjahat nasional yang akan selalu di ingat oleh negeri. Dan sekarang, dia telah menebus dosanya. Dia..dia, dia mati tenggelam dan tubuhnya rusak. Kedinginan di lautan selama delapan hari, apakah itu tidak cukup untuk membayar dosanya?! Huhuhu."
Kedua, seorang pria, berusia hampir sama dengan ibu Hu Lixin, dia adalah tuan Hu, ayah dari Hu Lixin. Lelaki paruh baya itu sedikit berlebihan, dia bahkan berdiri dari kursinya dan menangis tersedu-sedu, "Dia tidak pernah membebani kami. Dia selalu bekerja keras. Ini salah kami karena harus membiarkannya lahir dari keluarga miskin."
Profesor Jiang kehabisan kata-kata, "…."
Letnan Chen, dengan wajah tanpa ekspresi masih menundukkan kepalanya, terlalu malas untuk menyaksikan drama keluarga ini.
Dokter Gu berbisik pada letnan Chen yang duduk disebelahnya, "Mereka sedikit…, maafkan aku karena mengatakan hal ini. Tapi aku merasa, mereka sedikit over."
Letnan Chen tiba-tiba menyerahkan ponselnya pada dokter Gu. Ada dokumen berisi data diri dari Hu Lixin yang tertera di dokumen PDF itu.
"Ah, jadi begitu yah." Dokter Gu mengangguk-angguk.
Letnan Chen berbisik, "Hu Lixin telah mendaftarkan dirinya ke pihak asuransi."
Dokter mengerutkan keningnya, dia kemudian mengetik sesuatu di ponsel letnan Chen, "Bukankah asuransi akan batal jika pihak terkait melakukan tindak kejahatan?"
Letnan Chen juga mengetik balasan, "Itu benar. Sepertinya, keluarga Hu Lixin ini tidak mengerti hal itu."
Bukankah ini sama seperti menjelaskan arah pada anak berusia tiga tahun? Kau harus menjelaskan bahwa asuransi akan hangus jika orang yang terdaftar sebagai penerima asuransi itu adalah seorang kriminal. Tetapi untuk mengatakan hal ini pada pihak keluarga Hu Lixin, bukankah itu sedikit kejam.
Lagi pula ini hanyalah pemikiran letnan Chen. Hanya dugaan dan bukan hal yang pasti.
"Kami mengerti rasa sedih dan kehilangan yang kalian rasakan. Tapi Hu Lixin masih berstatus sebagai tersangka. Dan dia diketahui melompat dari tebing. Hari ini seseorang melaporkan, bahwa mayatnya ditemukan mengambang di pantai." Profesor Jiang adalah orang yang sabar, dia begitu sabar saat menjelaskan, "Tapi wajah mayat sudah tidak bisa dikenali karena sudah rusak. Walaupun ada identitas dan baju yang mayat itu kenakan sama dengan baju terakhir yang dikenakan oleh Hu Lixin, tetapi semua itu masih belum bisa menguatkan fakta…"
"Jadi, jadi kalian mengira bahwa putraku melakukan kejahatan dan mengganti tubuhnya dengan tubuh orang lain?!!" Ibu Hu Lixin benar-benar marah saat ini.
Profesor Jiang, "…."
Letnan Chen angkat bicara, "Itu, kami tidak mengatakan hal seperti itu. Tetapi semua hal harus dipastikan untuk menghindari segala macam kesalahan. Mohon untuk anda…"
Orang baru membuka mulutnya, pastilah dia adalah saudara Hu Lixin, "Kalian bukan manusia, kalian.."
Dokter Gu kehilangan kesabarannya, dia memaksakan senyum yang bukan senyuman diwajahnya saat dia berkata, "Apakah mayat akan di autopsi atau tidak memang menunggu persetujuan dari pihak keluarga. Tetapi jika kondisinya sudah seperti ini, maka akan dikembalikan ke pihak penyidik. Kami bekerja secara legal dan dibawah hukum. Jika kalian menolak proses autopsi, maka baik. Kami tidak akan melakukannya."
"Benarkah?" Tanya ayah Hu Lixin.
"Ya itu benar. Tetapi sebagai gantinya.." Dokter Gu tersenyum licik, "Pemeriksaan luar akan tetap dilakukan. Kami akan melakukan pemeriksaan dengan memanfaatkan ilmu forensik odontologi."
Dokter Gu, berbicaralah dengan bahasa manusia!
"Maksudmu, kau masih akan melakukannya kan? Kalian hanya membodohi kami." Kata ibu Hu Lixin.
Dokter Gu menggertakan giginya, "Tidak Bu. Yang dimaksud dengan autopsi adalah pemeriksaan pada jenazah, dimana akan dilakukan pembedahan pada tubuh itu. Pemeriksaan akan dilakukan pada otak, jantung, dan perut untuk mengetahui kapan, kenapa, dan mengapa tubuh seseorang bisa mati." Dokter Gu berkata, "Yang dimaksud pemeriksaan luar, kami hanya akan menggunakan DNA yang berasal dari cairan tubuh dan bagian-bagian lainnya tanpa harus membedah mayat. Tetapi karena kondisi jenazah sudah seperti ini, maka akan sulit. Jadi kami akan menggunakan pemeriksaan gigi. Ini cukup akurat untuk memastikan identitas jenazah."
Ibu Hu Lixin ditopang oleh anaknya, dia menangis, "Kalian, kalian adalah orang-orang yang berpendidikan dan tahu akan segalanya. Jadi kalian pasti ingin membodohi kami kan? Huhuhu, putraku yang malang."
Dokter Gu, "….."
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka pihak ketiga akhirnya dipanggil. Ya, jaksa Xifan adalah orangnya. Dia melanjutkan tugasnya saat menjadi jaksa kasus penemuan mayat di hutan. Jadi, kejaksaan sudah malas menunjuk orang lain dan lebih memilih Xifan.
Jaksa Xifan masih mendengar kedua belah pihak berbicara. Dia adalah lulusan terbaik fakultas hukum di Universitas F, jadi tidak mudah bagi tuan muda keluarga kaya itu untuk memahami masalah yang terjadi.
"Sekecil apapun itu, yang namanya celah, pasti akan ada. Dan hukum tidak akan mentolerir hal ini. Jadi berdasarkan Undang-undang nomor XX, penyidik berhak melakukan tindakan autopsi pada jenazah terduga kriminal." Jaksa Xifan berkata, "Sebagai ahli hukum, aku mendukung untuk melakukan autopsi pada jenazah Hu Lixin."
"Kenapa anda yang memutuskan? Anda hanyalah jaksa penuntut umum. Anda tentu saja akan berpihak pada korban, pernyataan anda sama sekali tidak berdasar." Kata adik Hu Lixin.
Jaksa Xifan, "…."
Dokter Gu benar-benar ingin menampar dahinya. Bukankah tadi keluarga itu merendakan diri mereka dan berata mereka bukanlah orang berpendidikan? Lalu kenapa sekarang mereka berbicara seolah mereka tahu akan hukum? Jangan bercanda!
q
Jaksa Xifan, "Baiklah kalau begitu. Aku sendiri yang akan menelpon ke pengadilan dan meminta keputusan dari pimpinan mereka. Kebetulan, dia adalah pamanku."
Adik Hu Lixin, "Itulah mengapa, karena dia adalah paman anda, maka…"
"Jika kalian masih berusaha memperkeruh situasi dan menolak untuk bekerja sama, maka kalian juga akan dihukum. Ada pasal yang akan menjerat orang-orang seperti kalian." Letnan Chen berdiri dari kursinya, "Semakin lama kalian bersikap seperti ini, maka hal ini tidak akan selesai. Jika kalian memang mencintai keluarga kalian, Hu Lixin, bukanlah sebaiknya kalian bekerja sama dengan kami. Dengan begitu kalian akan cepat menguburkannya?!"
Orang-orang di dalam aula rapat, "…."
Dokter Gu berbisik pada Jin Ling, "Apa dia adalah Xiao Yu? Dia barusan marah kan?"
Rapat dan diskusi akhirnya berakhir. Keputusan masih sama, dokter Gu hanya akan melakukan pemeriksaan luar pada tubuh Hu Lixin dan tidak melakukan autopsi.
Mayat Hu Lixin telah dibawa ke ruang autopsi. Letnan Chen dan jaksa Xifan telah berdiri di ruangan khusus dan melihat proses identifikasi yang dilakukan oleh dokter Gu dan timnnya.
"Kita hanya bisa mengambil sampel luar dari tubuh mayat ini." Dokter Gu menghela napas, "Seorang ibu mungkin akan mengenali putranya sekalipun putranya itu telah berwujud sebagai tulang belulang. Tetapi hukum tidak mengenal perasaan kekeluargaan."
"Maksud dokter?" Jin Ling bersiap membantu dokter Gu.
"Lihatlah. Dengan wajah yang rusak seperti ini, kau bahkam bisa menemukan kepiting laut bertelur didalam tulang. Bagaimana mungkin manusia bisa tahu mayat siapa ini? Keluarga Hu ini benar-benar hebat." Dokter Gu melebarkan matanya, "Apa kau sudah mematikan microphone?"
Jin Ling terkekeh, "Aheheh, belum."
Dokter Gu, "….."
"Kami mendengarnya dan kami sepakat." Suara Jaksa Xifan mirip dengan suara jangkrik.
Faktor lingkungan berupa kelembaban dan suhu dapat mempengaruhi proses pembusukan pada mayat. Mayat Hu Lixin yang kini berada di meja autopsi itu sudah benar-benar pucat dan tak berbentuk
"Tidak ada busa halus di mulut dan saluran pernapasannya?" Dokter Gu berkata, "Ini menarik."
"Maksud dokter…" Jin Ling berjalan mendekat dan melihat mayat itu.
"Ya, itu berarti mayat ini sudah dalam keadaan tidak bernyawa saat dia masuk ke air." Dokter Gu melihat ekspresi Jin Ling. Karena mengenakan masker, dia tidak bisa melihat mulut Jin Ling yang terbuka lebar karena kaget.
Dokter Gu, "Xiao didi, apakah kau menembaknya sebelum dia jatuh ke laut? Tidak ada luka tembak ditubuhnya."
Letnan Chen harus menahan ekspresinya ketika dia mendengar dokter Gu kembali mempermainkannya, "Tidak, dia jatuh karena tergelincir."
"Ah." Dokter Gu berkata, "Kalau begitu, dia bukanlah Hu Lixin. Mayat ini bukan Hu Lixin."
Ekspresi wajah dokter Gu benar-benar sangat santai ketika dia mengatakan hal yang dapat mengejutkan bumi ini. Itu benar, dari awal dokter Gu sudah curiga pada mayat pria yang kini sudah tidak bisa dikenali itu lagi.
Dia adalah seorang ahli patologi forensik yang berpengalaman, jadi kecurigaannya sama sekali bukan tanpa dasar. Kecurigaan kecil dokter Gu bermula saat dia menerima data dan laporan kesehatan milik Hu Lixin. Kecurigaannya meningkatkan setelah dia melihat panjang mayat yang benar-benar tidak sesuai dengan tinggi badan Hu Lixin.
Dokter Gu melanjutkan ucapannya, "Mayat ini memiliki tinggi 183 cm, sementara Hu Lixin memiliki tinggi badan 180 cm. Kulit akan berkerut, tapi tulang tidak. Aku bisa memastikan bahwa dia bukanlah orang yang kalian cari."