Walaupun seorang polisi telah mendapatkan izin berupa surat perintah penggeledahan terhadap rumah atau tempat lainnya, mereka terlebih dahulu harus mengkonfirmasi pada pemilik bangunan. Terlebih lagi jika tempat yang akan mereka selidiki itu adalah sebuah bangunan sewa.
Pemilik ruko yang tinggal tidak jauh dari ruko yang di sewa oleh Li Huixin itu segera datang ke rukonya setelah dia mendapat telepon dari makelar bangunan.
"Ah? Bos Li terlibat kasus penculikan?" Kata pria paruh baya selaku pemilik ruko. Wajahnya tampak sangat terkejut.
Si Zhui tersenyum pada pria itu, "Paman, itu masih belum pasti. Kami masih harus menyelidikinya."
Dokter Gu masih diam dan mengamati lokasi sekitar menggunakan kacamata hitamnya yang dia curi dari dasboard mobil letnan Chen. Sementara itu Jing Yi juga tampak mengintip dari balik kaca ruko, nampak seperti pencuri yang siap bereaksi.
"Dareah di sini masih bisa dikatakan sebagai daerah dengan CCTV yang kurang. Tidak semua toko dan ruko juga memiliki CCTV. Ketika malam pasti akan sedikit sepi." Jing Yi berkata, "Sangat wajar jika akan ada kasus-kasus kecil di area ini."
"Ya, kau benar." Dokter Gu menggangguk setuju.
"Paman, aku adalah ketua tim investigasi yang sedang menyelidiki kasus ini. Kami benar-benar membutuhkan bantuan paman untuk memberikan kami akses untuk bisa melihat ruko ini." Letnan Chen menunjukkan kartu identitasnya pada pemilik ruko itu.
Pemilik ruko mengangguk dan langsung membuka ruko miliknya yang sebelumnya telah di sewa oleh Li Huixin itu menggunakan kunci cadangan.
Letnan Chen, dokter Gu, Jing Yi dan Si Zhui, masuk ke dalam ruko. Ruko yang disewa oleh Li Huixin itu digunakan sebagai studio foto, jadi tak heran jika ada banyak sekali foto-foto yang terpajang disana.
Sejauh mata ke-empat orang itu mengamati, tidak ada hal yang salah sama sekali. Semuanya nampak normal dan masuk akal. Tetapi ketika kaki mereka melangkah ke sebuah ruangan yang disebut sebagai kamar gelap. Cahaya safe light berwarna merah mulai terlihat. Secara teori, adanya kamar gelap di sebuah studio foto adalah hal yang wajar. Hanya saja, ketidakwajaran itu terjadi saat letnan Chen dan para teman-temannya melihat foto-foto yang tergantung di kamar gelap itu.
Jing Yi menutup mulutnya, tampak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, "Ini…"
"Chu Hua, Zhen Ning dan Lang Qiao." Kata dokter Gu.
Tiga foto dengan wajah dari tiga gadis yang nanya baru saja di sebut oleh dokter Gu berjejer. Foto-foto itu di gantung menggunakan klip seperti layaknya polaroid. Melihatnya hanya akan membuat seseorang merinding.
Letnan Chen mengarahkan pandangannya ke setiap foto yang ada didalam kamar gelap. Selain foto tiga gadis yang telah dinyatakan tewas itu, ada pula foto-foto gadis yang diketahui menghilang tanpa jejak.
"Mereka semua mengenakan gaun pengantin." Kata letnan Chen.
Penemuan lain ditemukan oleh dokter Gu. Hidungnya yang memiliki tingkat sensitivitas seperti anjing Pitbull segera mendeteksi bau parfum.
"Aku mencium aroma Rosemary." Kata dokter Gu.
Jing Yi mengendus, dia berjalan semakin mendekat ke arah dokter Gu, mengendus seperti seekor anjing yang telah menemukan target.
Jing Yi mendengus, "Baunya berasal dari tubuh dokter."
Dokter Gu, "Tidak, tidak. Ah maksudku iya. Aku memang menggunakan parfum Rosemary. Tapi baunya berbeda. Parfumku adalah parfum berkualitas tinggi yang aromanya elegan dan juga limited edition."
Jing Yi, "…"
Itu adalah parfum bermerek yang diberikan oleh Jin Ling pada dokter Gu. Aromanya memang lembut dan ringan, sangat berbeda dengan aroma Rosemary yang dicium oleh hidung dokter Gu.
"Disini." Kata dokter Gu.
Di dalam sebuah lemari kaca berwarna hitam, dokter Gu menemukan kumpulan parfum beraroma Rosemary. Ada banyak jenis parfum di dalamnya, mulai dari parfum bermerek hingga parfum dengan harga murah.
Bukan perihal harga ataupun jenis parfum yang mengejutkan ke-empat orang itu, tetapi parfum Rosemary itulah atau lebih tepatnya aroma Rosemary itulah yang ada pada setiap korban! Dan inilah yang menjadi acuan penculik untuk melakukan tindakannya. Kesamaan korban yang menyukai aroma inilah yang menjadi pola penculikan.
Bukti yang mereka dapatkan di studio foto sudah cukup untuk bisa memenjarakan Li Huixin!
"Apakah dia benar-benar seorang psikopat? Bagaimana mungkin dia menyembunyikan semua benda-benda ini di sini? Ada banyak sekali benda di dalam kamar gelap ini. Hanya dengan melihatnya saja, bisa membuat bulu kudukku berdiri." Sembari mengumpulkan barang bukti dan memasukkannya ke dalam plastik bukti, Jing Yi tidak berhenti mengoceh dan mengeluarkan pendapatnya.
Dokter Gu memperhatikan ekspresi letnan Chen. Letnan tampan itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya diam sembari memperhatikan barang-barang yang ada di dalam kamar gelap itu. Nampaknya ada yang mengganggu pemikirannya.
Sementara Jing Yi dan Si Zhui mengumpulkan barang bukti, letnan Chen yang terlihat frustasi akhirnya keluar dari kamar gelap untuk mencari udara segar.
Di luar, dia memandangi setiap foto yang terpanjang di studio foto itu. Hampir semua foto yang terpanjang di dinding studio foto itu adalah foto keluarga bahagia. Ada pula foto beberapa anak muda.
Dokter Gu juga keluar dan menghampiri letnan Chen untuk kemudian bertanya, "Apa yang mengganggu pikiranmu? Kau nampak aneh hari ini?"
Letnan Chen menoleh untuk melihat sosok yang tengah berbicara padanya itu. Dia berkata, "Hanya saja aku merasa ada yang salah."
Letnan Chen adalah manusia biasa, dia juga memiliki perasaan, dia tidak memiliki indra ke-enam ataupun hal-hal yang bisa dikatakan sebagai kekuatan. Hanya saja feeling dan perasaannya ketika dia telah berhasil menangkap seorang penjahat sama sekali tidak terasa ketika dia berhasil menyingkap bukti-bukti yang ada di studio foto milik Li Huixin itu. Ada perasaan yang mengganjal di hatinya, hatinya mengatakan bahwa Li Huixin bukanlah tersangka dalam kasus ini atau bisa dikatakan dia bukanlah satu-satunya tersangka dalam kasus ini!
"Jangan menyimpannya sendiri." Dokter Gu menepuk pundak letnan Chen, "Aku tidak keberatan mendengarnya."
Letnan Chen tersenyum, "Tidak ada, hanya saja.." Dia tiba-tiba berhenti, ".. lupakan. Ini hanya tebakanku. Aku tidak bisa memberitahumu sekarang. Aku akan memberitahumu lain kali."
Dokter Gu, "En. Baiklah."
Begitu menyelesaikan penyelidikan mereka di studio foto milik Li Huixin, ketiga polisi langsung kembali ke kantor polisi Shanghai, sementara dokter Gu diantar pulang ke rumahnya.
Dan seperti dugaan, pepatah yang mengatakan "mana ada pencuri yang mengaku," tiba-tiba tergambarkan saat letnan Chen mendengar ucapan dari mulut Li Huixin. Ya, Li Huixin menolak segala tuduhan yang disematkan padanya dengan mata membelalak.
"Aku bersumpah! Aku tidak mengenal wanita-wanita itu! Aku hanya mengenali nona Zhao, selebihnya aku bahkan tidak tahu siapa mereka!" Urat di wajah Li Huixin yang putih tampak sangat menonjol.
"Semua barang bukti ini kami temukan di studiomu!! Untuk apa kau mengelak lagi?! Saudara Li, tolong jangan buang-buang tenagamu!" Jing Yi tampak tidak sabaran ketika dia mengatakan hal ini.
Segalak apapun dan semarah apapun Jing Yi ketika dia berusaha memaksa Li Huixin mengakui perbuatan jahatnya, pemilik studio foto sekaligus fotografer itu masih menolak untuk mengakui segala tuduhan yang diberikan padanya. Tuduhan terhadap kasus hilangnya tiga wanita secara misterius yang bersangkutan dengan kasus bunuh diri dua mahasiwa, ditambah dengan kasus penemuan mayat seorang wanita di kaki bukit yang baru-baru ini terjadi.
Hanya satu tuduhan yang mau di akui oleh Li Huixin. Ya, dia mengakui satu kesalahan yang memang benar-benar dilakukan olehnya, itu adalah kasus pencurian barang-barang sekaligus kasus penguntitan yang dia lakukan pada nona Zhao.
Proses interogasi Li Huixin dihentikan untuk sementara waktu. Pemilik studio foto itu terlebih dahulu ditempatkan di sebuah sel khusus yang ada di kantor polisi Shanghai.
Sementara itu, letnan Chen tengah berada di ruangannya sembari memikirkan sesuatu. Pintu ruangannya tiba-tiba terketuk dan Jing Yi masuk ke dalam ruangan.
"Dia benar-benar tangguh dan tidak mau mengalah!" Jing Yi segera mengeluh karena dia tidak berhasil mendapatkan pengakuan dari penjahat itu.
Tapi letnan Chen sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Dia tampak tenang dan sangat tenang ketika dia berkata, "Apakah kalian masih mengawasi gerak-gerik Hu Lixin? Adakah pergerakan yang dia lakukan?'
"Orang kita masih mengikuti Hu Lixin selama dua kali 24 jam, dan tidak ada yang aneh padanya. Mereka memantau Hu Lixin secara langsung dan tidak langsung. Diketahui bahwa dia cuti dan kembali ke Shanghai, tetapi baru-baru ini dia sulit untuk diikuti." Kata Jing Yi.
"Apa maksudnya?" Tanya letnan Chen.
Jing Yi, "Satu minggu yang lalu dia masih bersikap baik-baik saja. Tetapi kurang lebih empat atau lima hari belakangan ini, Hu Lixin diketahui sangat sibuk. Selain itu dia juga kembali ke Changsa dua hari yang lalu."
Letnan Chen, "Apakah kalian sudah memeriksa kamera CCTV yang ada di ruko studio milik Li Huixin?"
"Kami sudah memeriksanya. Tidak ada hal lain. Yang keluar masuk ke dalam studio itu hanyalah para pelanggan, sekaligus Li Huixin sebagai pemiliknya. Tidak ada hal aneh atau mencurigakan lainnya." Jing Yi melanjutkan, "Apakah kita harus memeriksa pelanggan-pelanggan yang datang kesana?"
Letnan Chen menopang wajahnya menggunakan kedua tangannya, "Lakukan. Periksa orang-orang yang masuk ke studio foto itu selama dua minggu terakhir. Aku rasa sebuah studio foto juga memiliki sacam buku pelanggan kan?"
Jing Yi, "Baik."
Letnan Chen menambahkan, "Terlalu banyak titik buta CCTV yang ada di lingkungan itu. Penjahat masih saja bisa menyamarkan keberadaannya. Aku masih tidak yakin. Firasat ku mengatakan Li Huixin bukanlah satu-satunya orang yang harus kita tahan."
"Hah? Apa maksudnya letnan?" Jing Yi terlihat mengerutkan keningnya.
Letnan Chen baru saja akan menjawab pertanyaan dari adik sepupunya itu, tetapi sebelum hal itu terjadi, pintu ruangannya tiba-tiba terbuka dengan ketukan yang terburu-buru mengikutinya. Itu adalah Si Zhui yang masuk ke dalam ruangan.
"Letnan Chen..." Si Zhui dengan nafas yang tidak beraturan karena berlari masih berusaha mengatur napasnya.
"Apa yang membuatmu berlarian seperti itu? Kau seperti anak kecil saja." Jing Yi mengejek dan tersenyum pada Si Zhui.
Tetapi Si Zhui nampaknya tidak bisa meladeni guyon and dari rekannya itu. Dia terlebih dahulu menenangkan dirinya dan mengambil nafas panjang sebelum akhirnya berkata pada letnan Chen, "Letnan, Hu Lixin tidak pergi ke Changsa. Aku, aku, memeriksa penerbangan atas namanya dan tidak ada penerbangan yang dia ikuti selama beberapa dua hari ini. Dan aku memeriksa kamera CCTV lalu lintas. Aku mendapati mobilnya hanya berputar-putar di sekitar Shanghai. Dia tidak keluar dari kota ini!"
Letnan Chen belum merespon ketika Si Zhui melanjutkan ucapannya, "Selain itu, aku sudah memeriksa identitas perusahaan tempat Hu Lixin bekerja. Perusahaan tempat dia bekerja mengklarifikasi bahwa Hu Lixin memang salah satu karyawan mereka tetapi..dia bukan Hu Lixin yang kita kenal. Hu Lixin yang bekerja di perusahaan itu adalah seorang gadis!"