Mia membeku untuk beberapa saat lantaran untuk kesekian kalinya wajahnya berada dalam jarak yang tidak jauh dengan wajah Mike. Apalagi kini posisi mereka sejajar, membuat embusan napas hangat Mike menerpa wajah Mia, meninggalkan aroma mint. Dalam jarak sedekat itu, Mia berusaha untuk biasa saja walaupun setitik rasa gugup itu selalu ada. Namun, rasa gugup itu tidak akan membuat Mia lupa dengan sikap profesional yang harus dia junjung tinggi. Mia pun mengambil krim cukur yang berada di sisi tubuhnya, berdeham pelan sebelum berujar. “Maaf.” Kedua mata Mia menunduk, fokus pada bagian bawah wajah Mike. “Apa sekarang wajahku terlihat semakin tampan, Mia?” tanya Mike, membuat gerakan tangan Mia terhenti. Oh, sial! Mia berusaha payah untuk fokus melakukan pekerjaannya. Namun, Mike berulang

