“E-Eja...?” Nadine sontak bangun dari kursinya. “N-Nadine...?” Eja yang menyadari keberadaan Nadine pun juga terkejut. Dia terlihat gugup dan kemudian beralih menatap Ditta dan Hanin yang juga menatap nanar. Tidak lama kemudian Eja kembali beralih menatap Nadine. “K-kenapa dia bisa bareng Ivona?” bisik Ditta. Tatapan Nadine berpindah pada Ivona yang kini tersenyum sinis. Gadis itu pun lalu menarik tangan Eja dan mulai bertingkah sok manja kepada lelaki itu. “Kenapa? katanya bakso di sini enak? Ayo kita buruan makan... aku udah laper nih,” rengek Ivona. Deg. Nadine merasakan aliran darah naik ke ubun-ubunnya dengan sangat cepat. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya itu. Bagaimana bisa Eja dekat dengan musuhnya itu? setelah apa yang mereka lalui saat