Tak Bisa Mengabaikan

1514 Kata

Setelah mempersiapkan segalanya dengan baik, Rania baru saja hendak pergi ke tokonya saat ponselnya berbunyi nyaring. Firasat tak baik segera menggelitik kalbunya saat melihat nama Bu Dewi tertera di layar yang menyala. Ada apa? Batinnya. Tak pikir panjang Rania mengangkat sambungan itu, dengan benaknya segera beranjak kepada Aditya. Dugaannya benar. “Dua hari lalu Aditya dilarikan ke UGD. Dia muntah darah. Sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Dia sempat melarang menghubungimu lagi, tetapi kami tidak tega melihatnya seperti ini. Tolong datang kemari Ran, kami di rumah sakit XX XXX, ruangan X. Temani dia sebentar, karena Adit akan menjalani endoskopi.” pinta Bu Dewi menghiba. Rania terkejut bukan main. Jantungnya segera berdebar panik. Tak pikir panjang, dia segera menyanggupi. “Iya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN