Keesokan harinya Rania akhirnya kembali datang berkunjung ke tempat Aditya dirawat. “Selamat siang, Tante…” sapa Rania yang sudah mendapatkan keceriaannya kembali. Dia juga menyapa Aditya dengan lebih gembira. “Adit apa kabar?” tanyanya. “Baik Ran,” jawab Aditya dengan lemas. Seperti biasa Rania membawa buket bunga di tangannya. Dia beranjak ke meja dimana vas berada, dan cukup terkejut menemukan ada buket bunga yang tidak dikenalnya di sana. “Ini… buket bunga darimana?” tanya Rania. Tante Dewi hendak menjawab, “Oh, itu dari—“ “Perawat di sini,” Aditya memotong. Tidak seharusnya Adit mengatakan bahwa adiknya Dirga dtang ke sana dan membwakannya buket bunga. “Ahh begitu… bunga cantik sekali,” puji Rania. “Ini bunganya mahal-mahal sekali loh, buket bunga ini… benar-benar istimewa,” ka

