Dirga memicu kendaraan Sinta keluar dari kediamannya dengan kemarahan mendominasi raut wajahnya. Sementara gadis cantik yang duduk tenang di sampingnya tampak biasa saja dan bahkan terlihat senang, karena akhirnya Dirga terbawa mengikuti permainannya. Sejenak Sinta memainkan ponsel sembari menunggu Dirga bersuara. Tetapi lelaki itu masih saja bungkam. “Yah… matii!” keluh Sinta, saat kalah dalam permainan ponsel yang dimainkannya. Gadis cantik itu menoleh, melihat mata tajam Dirga yang kini dihiasi alis tebal berkerut geram. “Eh, Dirga, kamu ingat tidak, permainan balapan yang dulu kita mainkan di PS? Sekarang sudah ada juga permainannya di handphone. Seru loh!” kata Sinta, “mau main tidak?” tawarnya. Seperti yang sudah diduga, lelaki itu sama sekali tidak menanggapi apa-apa. Pasti piki