Dirga lantas menggendong Rania seperti pengantin baru untuk membawa gadis itu duduk di tikar yang telah mereka siapkan.
“Aku sudah baik-baik saja, aku bisa berjalan sendiri, Dirga…” tolak Rania sungkan, walaupun penolakan itu hanya dari bibirnya saja. Kalau Dirga memutuskan untuk menggendongnya, dia bisa apa? Sekali lagi tangan kokoh itu sudah membawa tubuhnya melayang.
“Hei, apa kamu sudah tidak apa-apa, mengangkat beban berat seperti ini?” Rania memastikan, teringat kembali dengan kondisi Dirga sebelumnya.
“Aku sudah baik-baik saja,” ungkap Dirga. “Lagipula aku bukannya hendak membawamu lari berkilo-kilo meter.”
Memang benar, tak lama mereka sudah sampai di tempat tujuan. Dirga menurunkan gadis itu di atas tikar yang telah disiapkan. Ia lalu duduk di sampingnya. Rania tak lekang meng
