“Allea. aku sayang kamu. Aku gak bisa lupain kamu, Al.” sedari tadi, Aksa terus saja meracau. Menyebut-nyebut nama Allea dan wanita bernama Sherly, yang tidak Allea kenal. “Diem, Mas! Kamu gak cape apa, dari tadi ngomong terus.” geram Allea. Dia sangat terganggu dengan racauan Aksa yang tidak jelas, kepalanya benar-benar sakit mendengarnya. “Arrghh, kepalaku sakit.” ringis Aksa, seraya memukuli kepalanya . Dengan kesal, Allea langsung menarik tangan Aksa yang sedang memukuli kepalanya sendiri. “DIEM!” bentak Allea. “Makanya, kalau ada masalah itu deketin diri pada Tuhan. Bukan malah mabuk-mabukan.” geram Allea. Lima belas menit kemudian, mereka sudah sampai di depan rumah orang tua Aksa. Allea membuka seat beltnya dan berniat untuk turun. Namun, ketika dia akan membuka pintu mobi