Bab 107: Menyusun Rencana

1133 Kata

Genta duduk di rumah sederhana itu dengan gamang. Seorang wanita baya yang masih menyimpan sisa-sisa kecantikannya duduk di hadapannya dengan wajah sendu. “Mama minta maaf, Genta. Mama tidak tahu harus meminta bantuan siapa lagi.” Genta menghela napas. “Kenapa gak suami Mama aja yang suruh ngurusi.” “Ayahnya Linda sedang susah, Genta.” “Sudah tahu susah masih aja belagu.” Seorang gadis cantik keluar dari kamarnya. “Eh ada Bang Genta pulang. Abang dari mana aja?” Genta menghela napas. “Kamu ngapain aja bisa kayak gini,” Genta menyentil kening Linda dengan jarinya. Linda cemberut. “Bang Genta mau ajak aku jalan-jalan?” “Abang sibuk.” Genta akhirnya meninggalkan rumah itu setelah berjanji akan kembali lagi. Setelah sekian lama, ia tak menyangka akan kembali ke rumah itu karena kondis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN