Andre menatap lekat gadis di depannya. Wajah Maura berubah muram, seakan ada kesedihan yang cukup mengganggunya. Kening Andre berkerut mencoba memahami setiap perubahan emosi Maura dari ekspresinya. Tapi sepertinya, itu jauh lebih sulit dari deretan pelajaran dan jurnal internasional yang harus dikuasainya dulu saat kuliah. “Kenapa cemberut?” Andre menyelipkan rambut Maura ke belakang telinganya. Pertanyaan itu begitu datar. Begitu pula ekspresinya. Membuat Maura kerap kesulitan memahami emosi Andre. “Kamu lebih percaya reputasi orang lain dibandingkan aku?” “Sebenarnya kamu masih punya satu cara untuk membuktikannya.” “Apa?” tanya Maura lugu membuat Andre tersenyum lebar. Andre membisikkan sesuatu membuat Maura mendorong tubuhnya sekuat tenaga hingga terjengkang. Laki-laki itu terta