Andre kembali lagi ke rumah saat sudah lewat tengah malam. Lampu-lampu sudah dipadamkan. Ia tak bisa melihat di kamar mana ibunya menempatkan Maura. Menyadari pulang ke rumah dimana ada Maura di sana, ternyata rasanya berbeda. Andre menuju dapur untuk mengambil minum. Menunggu beberapa saat di meja makan. Berharap kekasihnya menyadari ia pulang dan menyambutnya. Andre menggelengkan kepala. Ia kemudian bangkit untuk meletakkan gelas kotornya di bak cuci piring. Ketika berbalik, ia dikejutkan sosok cantik dengan piyama tidur berdiri di tengah ruangan. “Andre, darimana? Ada apa?” “Gak ada apa-apa. Sini,” Andre merentangkan tangannya meminta Maura masuk ke dalam pelukannya. Ada lelah yang terasa luruh seketika. Ada khawatir yang lenyap begitu saja. Semua hilang sekejap hanya dengan satu p