“Ibu, maaf, ada tamu. Katanya teman Ibu,” lapor karyawannya saat Maura sedang berkutat dengan manekin dan kain-kainnya. “Siapa?” “Hai, Sayang.” “Kalian?” wajah Maura langsung berbinar melihat kedua sahabatnya muncul. “Kok tahu aku di sini? Ya Tuhan, kangen banget,” Maura memeluk mereka bergantian. “Baju-baju lo tambah oke kayaknya di bawah,” komentar Kaitlyn. “Diborong dong, biar gue bisa bayar karyawan bulan ini.” “Berapa karyawan lo udah?” “Baru lima sih. Di bawah dua, di atas tiga.” “Maura, price tag-nya gue lihat masih affordable deh.” “Iya. Biar banyak dulu customernya. Kualitasnya oke kok dengan harga segitu. Gak kalah tuh sama butik-butik high end. Eh mau pada minum apa?” “Apa aja, Ra.” Maura mengeluarkan drink jar berisi jus dari kulkas dan mengambil dua buah gelas. “Ini