“Diantar siapa semalem?” tanya ayahnya saat Maura sarapan bersama pagi itu. “Bian.” “Bian siapa?” “Biantoro Ajikusuma.” “Pacar Baru?” “Partner, Pa. Maura lagi bantu dia handle launching brand terbaru di jaringan toko fashionnya.” “Sudah berapa tokonya?” “Berapa ya? Maura gak pernah nanya jelas sih. Tapi setahu aku ada beberapa di Jakarta.” “Kamu belum punya pacar baru?” “Belum kepikir, Pa. Ngurus butik aja Maura masih perlu belajar banyak.” “Kenapa gak pacaran saja sama Bian itu? Dia banyak di fashion juga kan? Nyambung sama kamu jadi sekalian bisa belajar sama dia.” Maura tak lagi menjawab. Ia tak ingin memperpanjang pembahasan perihal kekasih. Dia ingin fokus pada karirnya terlebih dahulu. Mewujudkan beberapa mimpinya yang sempat tertunda. “Papa akan ke Singapura beberapa har