“Non Maura, maaf, ada tamu.” Terdengar ketukan di pintu kamar Maura saat ia menyapukan sedikit blush on di pipinya. “Sepagi ini? Siapa Bik? Emily atau Kaitlyn?” sahut Maura sambil menyelesaikan make-upnya. “Bukan, Non. Laki-laki. Tadi saya dengar Tuan menyebut Bian kalau ndak salah.” Maura bergegas membuka pintu kamarnya. “Bian? Papa belum berangkat?” “Baru saja berangkat, Non. Tapi tadi tamunya sempat bertemu dan mengobrol sebentar dengan Tuan.” “Ya sudah. Bibik tolong sarapan aku masukin ke kotak makan aja ya. Aku sarapan di butik aja.” “Sama jusnya sekalian, Non?” “Iya. Tamunya gak usah dibuatin minum, entar lama lagi.” Asisten rumah tangga itu hanya tersenyum, kemudian undur diri. Setidaknya ia tahu, nona mudanya tak terlalu suka dengan tamunya yang datang pagi ini. Biasanya