Bab 142: Baby Ayra

1057 Kata

Maura tertawa melihat suami dan putra kecilnya berebut mengasuh bayi kecil yang baru lahir itu. Ayah dan anak itu seakan tak mau kalah satu sama lain menarik perhatian bocah mungil yang baru berusia beberapa hari itu. “Sini adek bayinya biar sama Oma aja,” nyonya Ranuwijaya menengahi. “No,” tolak Evan cepat. “Dia adik aku, Oma,” klaimnya dengan posesif. “Adik kamu kan cucu Opa sama Oma juga,” kata Tuan Ranuwijaya. “Cucu Opa itu banyak. Opa bisa sama yang lain,” sahut Evan. “Mama, kenapa aku gak boleh gendong adek bayinya?” protesnya pada Maura. “Masih kecil, Sayang. Tulang dan otot adek belum kuat bener. Nanti kalau Adeknya sudah agak besar dan kuat baru kamu boleh gendong,” kata Maura “Tapi kamu harus kuat. Makan yang bener, sama olahraga,” sambung Andre. Kali ini Maura begitu dira

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN