“Nanti kalau lewat ada apotik, berhenti ya,” perintah nyonya Ranuwijaya pada sopir yang mengantarkan mereka. “Mami mau beli obat?” “Test pack. Kamu sama Andre pasti gak pernah sedia kan?” Maura menggeleng. Dia sendiri tak yakin dirinya hamil karena menstruasinya memang kerap datang terlambat. “Maura memang sering terlambat kok, Mi.” “Iya. Gak apa-apa. Buat persediaan aja di rumah. Mami sama Papi tidak apa-apa kok kalau kamu sama Andre belum dikasih momongan. Kita sudah pernah ngobrolin ini kan,” nyonya Ranuwijaya menepuk punggung tangan menantunya, menenangkannya. Maura tersenyum lembut. Dia tak ingin mengecewakan mertuanya yang sudah begitu baik padanya ini. Tapi ia terkadang khawatir tak bisa menjadi menantu dan ibu yang baik kelak. “Maaf ya, Mi, kalau Maura belum bisa jadi menant