Sekuat apa pun Paris mengusirnya, Samuel tidak akan pergi dari tempat itu. Yang harus pergi adalah Arsen, pria itu tidak akan pernah mengalah apalagi jika menyangkut kepemilikan Paris. Mereka bersitegang kembali tetapi Samuel dengan sigap ia menangkap tubuh Paris, mengurungnya di dalam pelukannya, menghujani rambut di kepala Paris dengan kecupan bertubi-tubi. Paris milikku. Sulit membedakan obsesi dan cinta, yang jelas ia tidak bisa jika harus kehilangan Paris. Sudah cukup beberapa hari di lalui tanpa Paris, rasanya sangat mengerikan karena ia hampir tidak mampu bernapas. Ia ingin hidup bersama Paris, menghirup udara yang sama bersama wanita itu. Samuel tidak akan pernah melepaskan Paris, tidak dengan cara apa pun. “Dengarkan aku, Sayang.” Samuel terus memeluk Paris dengan posesif. Mes