Suasana ruangan Raka tampak sepi dengan dirinya yang berdiam diri sambil bertopang dagu di meja kerjanya. Ini sudah lewat seminggu sejak Zizi menyerahkan surat pengunduran diri. Setelah perbincangan hari itu, dengan cepat besoknya Zizi mengundurkan diri dan langsung mengepak barangnya walau Raka sudah berusaha untuk menahannya. Raka tidak bermaksud atau berpikirian Zizi akan berhenti bekerja secepat itu. Salah Raka bicara pada Zizi yang selalu cepat dalam melakukan apapun. Tangan Raka mengambil ponsel miliknya dan membuat panggilan video pada Zizi. "Apa?" tidak butuh waktu lama layar ponsel Raka sudah menunjukkan wajah Zizi. "Astaga baru juga diangkat langsung ketus aja jawabnya," Raka menyenderkan tubuhnya ke kursi yang ia duduki. "Terus maunya apa?" "Senyum dulu atau ap