Kriuk … kriuk … Raina tak berhenti mengunyah keripik talas yang ibunya sediakan sebagai cemilan bahkan membawa toplesnya sekaligus untuk disantap di depan tv. Ia berjalan dengan sedikit malas dengan tetap memasukkan keripik ke dalam mulutnya. "Ini lumayan enak," gumamnya dengan memperhatikan keripik dalam toples yang tinggal separuh. Drt … drt … Ponsel dalam saku celananya bergetar dan ia segera melihat siapa yang menghubunginya, dan orang itu tak lain adalah, Satya. Ia ingin mengabaikannya namun sayang, saat hendak menggeser layar warna merah, ia justru menggeser ke warna hijau. "Ck, sial!" batinnya. ["Keluarlah, kau tidak ingin menyambut calon suamimu?"] Meski Raina tak menempelkan ponsel ke telinganya namun ia masih bisa mendengar. "Jaga ucapanmu!" gerutunya yang belum mengetahui