"Cha," Aeji memberikan kotak bekal sarapan kepada Chanyeol. Setiap paginya mereka memang suka bertemu di atap sekolah.
"Wah, aku sudah lapar dari tadi," ujar Chanyeol dengan senang membuka tutup bekal itu dan melihat apa yang di dalam.
Terkejut dengan isi yang biasa ia bawa. Chanyeol menoleh kearah Aeji.
"Selamat Ulangtahun," ujar Aeji yang entah mengapa membuat jantung Chanyeol berdegup semakin kencang. Suaranya yang halus dan rambutnya yang tertiup angin membuat perasaan Chanyeol tak karuan.
"Aku sengaja membuat sup rumput laut untukmu. Berikan aku penilaian yang sejujur jujurnya mengerti?"
Chanyeol dengan senyum mengembang langsung mengambil sendok dan mencoba sesuap bekal yang di bawa Aeji.
"Bagaimana?" tanya Aeji penasaran.
"Mau jawaban jujur atau bohong?" tanya Chanyeol sambil menaruh sendoknya kembali.
"Aku serius Chanyeol," kesla Aeji.
"Cium aku dulu," ujar Aeji yang tanpa pikir panjang langsung di turuti.
Aeji mengecup bibir Chanyeol. Namun di tengkuknya di tahan oleh pria itu membuat Chanyeol memperdalam ciumannya. Tangan satunya lagi dengan mudah menarik Aeji hingga berada di pangkuannya yang jujur saja membuat gadis itu terkejut.
Chanyeol melumat bibir dan lidah Aeji dengan sedikit gemas. Gigitan singkat pada bibir bawah Aeji membuat gadis itu mengerang. Tiba-tiba Aeji merasakan benda kenyal itu turun hingga lehernya.
"C-chan"
Dengan menurut pria itu menempelkan dahinya pada Aeji merasakan deru nafas manis darinya.
"Enak sekali. Tapi aku lebih suka memakan mu," jawab Chanyeol membuat Aeji kesal minta ampun.
"Lepaskan aku," kesalnya sambil memukul Chanyeol.
"Tidak mau," dengan senyum jahil pria itu mengeratkan pelukan Aeji yang berada di pangkuannya, membuat kedua gundukan itu menempel sempurna pada dadanya.
"Terimakasih," ujar Chanyeol lirih membuat Aeji menatap pria yang berjarak tak sampai 5cm ini.
"Apa?"
"Mengingat ulangtahunku. Bahkan orangtuaku tidak pernah menyelamatiku selama ini. Aku merasa bahagiah bisa merayakan ulangtahun denganmu," ujar Chanyeol yang membuat Aeji tertegun.
Aeji tahu bahwa Chanyeol hidup di Korea sendiri. Dengar dengar keluarga nya pindah ke Amerika semua. Tapi gadis itu tidak tahu bahwa ada wajah kesedihan di balik wajah yang suka membuatnya kesal ini.
"Merayakan?"
Chanyeol mengangguk.
"Kau sebut ini merayakan? Bagaimana kalau nanti malam kita benar benar merayakan di apartemen mu? Kita makan malam bersama," ujar Aeji membuat Chanyeol semakin bahagia.
"Tentu saja sayang," seru Chanyeol memeluk Aeji begitu kuat.
I'm yours
Aeji tampak tengah bersiap siap membawa keperluan yang ia bawa dengan Chanyeol nanti. Kyuhyun yang baru saja pulang tampak heran melihatnya.
"Aeji, mau kemana?"
"Aku akan menginap di rumah Yumi," bohong Aeji.
"Yumi? Temen sekolahmu?"
"Iya," balas Aeji yang telah berada tepat di depan Kyuhyun.
"Sudah malam. Besok saja aku yang akan mengantarmu ke rumah Yumi"
Entah mengapa perhatian Kyuhyun membuat hati Aeji sakit.
"Paman, jangan berakting seperti ayahku," ujar Aeji yang sedikit membuat tertegun. Ia tak menyangka gadis itu akan menjawab seperti ini.
"Kenapa? Bukankah sepertinya menyenangkan memiliki Hot Daddy?" ujar Kyuhyun dengan jahil.
"Pokoknya jangan!" Kesal Aeji yang langsung keluar dari rumah.
"Aeji sudah malam jangan per-"
"Sayang, aku kenal dengan Yumi. Biar aku yang menghubunginya," ujar Jiwon yang dari jauh memerhatikan mereka berdua. Termasuk penolakan Aeji.
Perlahan di peluknya tubuh Jiwon, pria itu berusaha membuatnya tenang. Ia tahu pasti Jiwon telah mendengar semuanya.
"Aku akan berusaha lebih keras," ujar Kyuhyun.
Jiwon yang berada di dekapannya hanya mengangguk.
"Aku punya ide sayang"
Jiwon yang penasaran hanya mendongakkan kepalanya.
"Ayo kita buat adik untuk Aeji. Pasti dia akan menerimaku karena ia terlalu mencintaimu," bisik nya sambil meremas p****t Jiwon.
"Kyu, kau menyebalkan," kesal Jiwon sambil mencubiti d**a Kyuhyun.
I'm yours
Chanyeol membukakan pintu dan melihat Aeji yang berada di sana. Langsung pria itu memeluk gadianya dengan erat.
"Kau tidak ingin membantuku membawa ini semua?" Chanyeol yang menyengir langsung mengambil belanjaan Aeji dan membawa kekasihnya masuk ke dalam.
Seolah sudah hafal, gadis itu langsung menuju ke dapur dan mulai mengolah bahan masakan yang ia bawa.
"Istirahatlah dulu, sayang," ujar Chanyeol yang memeluknya dari belakang.
"Aku sudah lapar sekali," ujar Aeji yang tengah memotong bawang.
"Masak apa?"
"Donkassu"
"Benarkah?"
"Ehm," angguk Aeji.
"Itu makanan kesukaanku. Kau sudah mencari tahu ya?" goda Chanyeol.
"Percaya diri sekali kau tuan Park. Aju memang sedang ingin makan ini," balas Aeji.
"Baiklah," pria itu semakin mengeratkan pelukannya pada Aeji.
"Chan, aku susah bergerak. Duduklah di sana"
"Tidak mau," balas Chanyeol yang langsung di hadiahi Aeji dengan tatapan yang tajam beserta pisau potong nya. Chanyeol yang sedikit ngeri langsung melepaskan pelukannya.
Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Makan malam mereka pun telah usai. Kini Chanyeol mengajak Aeji ke ruang tengah untuk menonton film barunya. Namun pria itu menyadari ada yang berbeda dari Aeji. Gadis itu seperti gelisah.
"Ada apa?" tanya Chanyeol yang tidur di pangkuannya.
"O.. em.. aku ingin ke kamar mandi Chan," ujar Aeji.
Chanyeol langsung memposisikan tubuhnya menjadi duduk kembali.
"Perlu aku temani?" goda Chanyeol.
"Tidak," balas Aeji cepat membuat ia gemas.
Beberapa menit berlalu Chanyeol sedikit khawatir karena Aeji belum juga datang.
"Apa ia sedang sakit perut?" gumam Chanyeol.
Priia itu hendak menghampiri Aeji tiba-tiba kakinya mematung saat melihat sosok dihadapannya.
Aeji terkejut melihat Chanyeol yang telah berada dihadapannya. Dengan kaku Aeji pun berdiri tegak menghadap Chanyeol yang mematung.
"S-sayang"
"Chan"
"O?"
"Bercintalah denganku"