Tatapan Abimana jatuh pada Tiara. Sekilas saja sudah cukup baginya untuk membaca sorot mata istrinya yang sedang menahan jengkel. Senyum pendek terbit di bibirnya. “Ada apa, Sayangku. Apa ada yang mengusik istri Narendra Tama?” Tiara memutar bola mata cepat. Mulai lagi, pasti mau sok keren, batinnya. Ia memilih diam, lalu meraih tangan Abimana dan menariknya pergi. “Tempat ini tidak cocok buatku. Ayo kita pergi.” Abimana membiarkan Tiara menggamitnya. Namun sebelum langkahnya benar-benar menjauh, pandangan matanya jatuh pada pelayan yang kini pucat pasi. Di d**a karyawan itu tergantung name tag dengan jelas bertuliskan “Pegawai Magang”. Senyum sinis tersungging di bibir Abimana. Mal besar ini miliknya. Dan ada satu orang rendahan yang baru saja berani menghina istrinya. Parasit seperti

