Tiara terkekeh pendek, senyumnya getir. “Wajar saja kalau mereka bilang aku murahan. Aku dulu sekretaris yang katanya menggoda bos sendiri. Dan sekarang aku benar-benar menikah sama bosku. Dari luar kelihatan seperti apa kalau bukan murahan? Aku yakin bahkan kamu pun mungkin sempat mengira begitu, Mas.” Abimana menyipitkan mata, sorotnya tajam. “Saya tidak pernah berpikir seperti itu.” Tiara mengangkat alis, menahan tawa dingin. “Oh, jadi kamu malaikat? Semua orang sudah bilang aku ini penggoda, kamu mungkin yang paling sering dengar. Jangan-jangan kamu juga menikahiku hanya untuk membuktikan dugaan mereka benar. Supaya label murahan itu makin menempel sempurna di wajahku.” “Tiara.” Nada suara Abimana berat, jelas mengandung peringatan. “Apa?” Tiara menantang, suaranya sarkastis. “Kala

