Hari Pernikahan (1)

1299 Kata

Abimana mendekat, lalu berdiri menatap gaun-gaun itu. “Kamu belum memilih satu pun?” tanyanya. Tiara menggeleng. “Saya bingung. Saya bahkan tidak tahu bagaimana caranya menghadapi hari esok. Saya memang sudah bilang setuju, tapi bukan berarti saya siap.” Abimana tak menjawab. Ia hanya mengamati wajah Tiara, mempelajari setiap kerutan kecil di antara alisnya yang saling bertaut. “Aku cuma punya satu orang yang bisa dibilang keluarga,” bisik Tiara. Abimana mengangkat alis. “Keluarga?” “Sahabat. Namanya Vanila. Dia sudah seperti kakak buat aku. Dia satu-satunya yang pernah ada waktu aku benar-benar nggak punya siapa-siapa.” Abimana menunggu. Tiara mengangkat wajahnya. “Saya tahu ini pernikahan yang tidak biasa, tapi... saya butuh seseorang. Setidaknya satu orang yang saya kenal, yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN