Devan masih terpaku di dalam mobil. Dua bulan lamanya baru kali ini Devan melihat Nadia lagi. Devan terlalu sibuk mengurus rasa bersalahnya pada Ica. Ia benar-benar tidak memedulikan apa-apa, ia hanya peduli dengan perasaan bersalahnya pada Ica. Padahal benar kata Acha, dia yang membujuk Nadia kembali ke rumahnya, tapi dia sendiri yang membiarkan Nadia pergi dari rumahnya. “Pak Dev, lusa ada meeting dengan Pak Leo.” Devan mendapat chat dari asistennya di kantor. Ia mengerutkan keningnya membaca chat dari asistennya. Tidak mungkin ia menemui Leo, atau mungkin Zifa. Tapi, kalau diwakilkan pasti semua keluarga Nadia menganggap dirinya pengecut. Devan menghapus chatnya. Tadinya ia akan membalas diwakilkan saja, tapi akhirnya ia mengganti isi chatnya, kalau Devan lusa akan menemui Leo. “Ak