Devan masih memandangi wajah cantik wanita yang baru beberapa jam sah menjadi istrinya. Dev masih belum percaya Ica menjadi istrinya, teman hidupnya sampai dia menua nanti. Penantian yang cukup sangat panjang untuk mendapatkan Ica, akhirnya berujung sempurna. Ica bisa membuka hatinya untuk dirinya yang sudah berkali-kali ditolak cintanya. “Kenapa lihat aku seperti itu?” tanya Ica. Devan tidak menjawab, karena dia masih tidak menyangka bisa menatap wajah Ica dengan begitu dekat sekali. Dia tidak percaya bisa melihat Ica secantik dan seanggung sekarang saat memakai gaun yang ia pilihkan. “Devan? Kamu kenapa?” Ica menepuk bahu suaminya yang masih melongo menatap dirinya. “Eh, maaf. Kamu cantik sekali, Sayang. Aku benar-benar tidak percaya kamu jadi istriku,” jawab Devan. “Sampai segituny