Bram segera menoleh saat melihat sosok yang paling ia rindukan yang baru saja turun dari tangga. Kalinda — dengan gaun bermotif bunga lembutnya, rambut tergerai alami, dan perut kecil yang sudah mulai tampak — berdiri di anak tangga terakhir, menatap mereka semua dengan mata yang berembun lembut. “Mas… semua ada di sini?” suaranya lirih, menatap tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Para keluarganya yang berkumpul menjadi satu. Bram tersenyum lebar, berjalan menghampirinya tanpa memedulikan tatapan semua orang. Ia meraih tangan Kalinda, lalu menunduk sedikit, mengecup punggung tangan istrinya penuh kelembutan. “mereka datang untuk kamu, Dek,” ucapnya pelan. “Selamat ya… istriku dan calon ibu yang sangat hebat.” Kalinda menatapnya dengan mata berkaca. “Mas kapan nyiapin ini? M
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


