"Arell ini gak ada baju yang mau dimasukin lagi? Soalnya mau aku beresin sekalian buat kamu selama di Bali nanti. Takutnya masih ada yang mau kamu bawa lagi," kata Karra yang sedang menyiapkan baju dan perlengkapan Farrell untuk berangkat ke Bali besok.
Farrell sedang asyik mengerjakan beberapa pekerjaannya di laptopnya. Karena memang perusahaannya sedang mengalami masalah jadi Farrell akhir-akhir ini sedang banyak disibukkan dengan pekerjaan. Sebagai CEO sudah tugas Farrell untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dialami oleh perusahaannya. Walaupun ia harus meninggalkan Karra seorang diri sekarang.
"Kayaknya udah itu aja cukup. Nanti kalau kurang aku beli disana aja sayang," kata Farrell di sela-sela ia mengerjakan pekerjaannya.
"Ok. Aku juga udah masukin vitamin di dalam tas. Jangan lupa buat diminum vitaminnya," kata Karra yang sibuk beres-beres dan tak lupa mengingatkan suaminya itu.
Karra pun menutup koper Farrell. Ia melirik ke arah Farrell, ia melihat suaminya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Ia jadi merasa bersalah gara-gara ia sakit Farrell harus meninggalkan pekerjaannya. Dan sekarang sebagai imbasnya ia harus mengerjakan pekerjaannya dengan buru-buru. Dan ia tak ingin membuat suaminya jadi sakit karena harus mengerjakan semua pekerjaannya.
"Kerjaannya banyak ya. Maaf ya gara-gara aku kerjaan kamu jadi terbengkalai. Maaf juga aku udah banyak ngerepotin kamu. Aku belum bisa menjadi isteri yang baik buat kamu. Maaf masih suka semaunya sendiri dan ceroboh," kata Karra sambil memeluk Farrell.
Karra mengalungkan tangannya di leher Farrell.
"Aku harusnya lebih hati-hati lagi kalau saja aku ga ceroboh mungkin....."
Kata-kata Karra terputus karena bibirnya sudah dikecup oleh Farrell.
"Jangan bilang kalau kamu ngerepotin aku. Kamu sudah jadi isteri yang terbaik buat aku. Jadi ibu yang baik juga untuk anak kita. Jadi jangan pernah punya pikiran buruk tentang itu. Bagiku sekarang kamu dan anak kita adalah prioritas utama. Kalau masalah pekerjaan memang udah kewajiban aku buat memberikan kehidupan yang lebih baik buat kita. Jadi gak pa-pa sayang," kata Farrell mengelus perut Karra.
Karra semakin beruntung memiliki Farrell dalam hidupnya. Farrell Ferdinant adalah suami terbaik bagi Karra.
"Jadi jangan pernah ngomong kayak gitu lagi. Kalau soal kerjaan aku pasti bisa selesain semuanya tepat waktu. Dan setelah itu kita bisa bersama lagi. Jadi kamu sabar ya nunggu aku pulang. Dan ingat jangan ngelakuin hal-hal yang aneh selama aku ga disini. Ingat sekarang kamu ga sendirian ada anak kita yang ada di dalam sini," kata Farrell kembali mengelus perut Karra.
"Makasi udah mau jadi suami dan Daddy yang luar biasa buat aku dan anak kita. Aku harap kamu ga bosen dan bersabar hadapin aku yang suka seenaknya sendiri. I love Farrell Ferdinant," Kata Kata berkaca-kaca.
Dan setelah itu tanpa rasa malu Karra mencium bibir Farrell menumpahkan semua rasa cintanya pada suaminya.
"You wrong sayang," kata Farrell disela ciuman panas mereka.
"Maksud kamu apa?" tanya Karra dengan wajah yang merah menahan gairah.
" Sepertinya bayi kita ingin ditengokin deh," kata Karra dengan suara seraknya.
Farrell tersenyum disela ciumannya. Ciuman yang selalu membuat Farrell begitu ketagihan. Dan malam itu menjadi malam terpanas dan terbahagia bagi Farrell dan Karra. Hingga mereka tertidur lelap setelah pelepasan panas mereka.
Sudah 2 hari Farrell pergi ke Bali. Tapi Karra begitu merindukan suaminya ini. Dan benar saja ia kembali mengalami miring sock sejak Farrell pergi.
"Hoeek.... Hoek..... "
Karra kembali memuntahkan semua isi perutnya. Padahal ia hanya memakan roti sedikit tapi perutnya seakan tidak bisa menerima.
"Sayang kenapa kamu bikin mama mual lag?" tanya Karra pada anak di dalam perutnya.
Lagi-lagi Karra memuntahkan isi perutnya. Entah sudah berapa lama ia berada di kamar mandi karena harus memuntahkan isi perutnya.
"Sayang kamu mual lagi?" tanya mama mertuanya.
"Iya Ma mual banget. Gak tahu nih sejak Farrell pergi dia jadi sering ngambek gini," kata Karra sambil mengelus perutnya.
"Mungkin dia kangen sama daddynya. Ya udah biar mama buatin teh hangat biar lebih enakan kamu," kata sang Mama mertua.
"Makasi Ma. Maaf ya Ma kalau Karra ngerepotin selama tinggal disini," Kata Karra merasa tidak enak.
" Sayang kamu gak ngerepotin mama kok. Mama malah senang kalau kamu bisa tinggal disini. Jadi mama ada temannya," kata sang Mama mertua penuh sayang.
"Sekali lagi makasih ya ma. Karra beruntung punya mama mertua yang super baik kayak mama," puji Karra kepada mama mertuanya.
"Mama juga senang punya menantu yang baik dan sayang banget sama anak mama. Dan mama akhirnya bisa ngerasain gimana punya anak perempuan," kata Sang mama mertua senang.
Mama pun meninggalkan kamar Karra untuk membuatkan teh hangat untuk Karra.
Karra merebahkan badannya karena ia benar-benar lemas. Sebenarnya ia butuh tidur tapi sepertinya anaknya ga bisa diajak kompromi. Ketika matanya mulai terpejam tiba-tiba hpnya berbunyi. Dengan kesadaran yang masih setengah ia pun mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang menelepon.
"Halo," jawab Karra malas.
"Sayang are You Ok?" tanya Farrell kepada Karra di ujung telepon.
Karra langsung membuka matanya ketika tahu bahwa Farrell yang menelepon.
"Arrell. Aku baik-baik aja kok. Cuma kangen aja sama kamu," jawab Karra senang.
Karra sangat bahagia walaupun hanya mendengar suara Farrell.
"Aku gak papa cuma sejak pergi aku jadi sering mual lagi. Kayaknya anak kita kangen daddynya deh," kata Karra curhat pada suaminya.
Karra mengobrol banyak hal dengan Farrell sedangkan Farrell hanya mendengar saja
"Sayang, sepertinya aku akan lebih lama disini. Karena masih banyak pekerjaan jadi akan pulang lebih lama," kata Farrell diujung telepon.
Raut wajah Karra yang awalnya cerah sekarang jadi redup. Dan tanpa sadar air matanya mulai turun dan mulai terdengar isakan.
"Sayang jangan nangis dong. Aku minta maaf tapi aku usahain buat cepet pulang," kata Farrell membujuk sang istri.
Tanpa Farrell duga Karra mematikan teleponnya dan tak pernah mengangkat telepon Farrell lagi.
"Ma, Karra gimana? Dia baik-baik aja kan?" tanya Farrell pada sang mama.
Karena putus asa teleponnya tidak diangkat ia akhirnya menelepon mamanya.
"Karra baik-baik saja tadi mama lihat udah tidur. Tapi dia gak mau makan. Habis setiap makan pasti dia muntah lagi. Tapi kamu tenang aja tadi udah minum s**u kok sebelum tidur," kata sang Mama menjelaskan.
"Shiittt...."umpat Farrell.
"Farrell Ferdinant mama gak ngajarin kamu kayak gitu," kata sang Mama mengingatkan.
" Sorry Ma. Ma tolong jagain Karra selama Farrell ga ada. Farrell usahain buat pulang cepat," kata Farrell memohon.
Sementara itu di kamar mandi tampak Karra kembali memuntahkan semua isi perutnya dan ini benar-benar membuatnya lemas.
"Sayang, kamu ga capek? Mama capek. Kamu pasti kangen Daddy ya," kata Karra sambil mengelus perutnya.
Karra gak bisa menunggu lagi ia akan pergi menyusul Farrell. Bodo amat kalau ia dianggap posesif dan manja pada Farrell yang penting kondisinya membaik. Ia pun mengambil hpnya dan menelepon seseorang.
"Feb, loe bisa bantuin gue? Bisa loe cariin gue tiket ke Bali besok? Ok makasih Feb. Sayang besok kita ketemu Daddy," kata Karra sambil mengelus perutnya.
Happy reading