"Makasi Dam buat bantuannya," kata Karra kepada Adam dokternya sekaligus sahabat suaminya.
Hari ini sebelum berangkat ke Bali untuk menemui suami hotnya Karra mampir dulu ke rumah sakit untuk menemui Adam. Karra ingin Adam memeriksa keadaan kakinya saat ini. Apa gipsnya bisa di lepas atau tidak? Dan untung saja gipsnya bisa di lepas dan kakinya sudah baikan. Tapi Adam tetap berpesan untuk tidak terlalu jalan terlalu lama dan harus extra hati-hati.
"Karra kamu yakin mau berangkat sendiri ke Bali? Trus kamu gak kasih tahu Farrell kalau datang kesana? Apa nanti Farrell gak marah kalau kamu kesana sendirian?" tanya Adam yang sedang memeriksa kembali keadaan kakinya.
"Yakinlah. Lagian aku udah kangen banget sama Farrell. Dia bilang cuma seminggu di Bali tapi kemarin telepon kalau ia akan memperpanjang tinggal di Bali karena masalah kantornya belum selesai. Daripada aku nunggu disini dan mati bosen mending aku kesana aja. Ya walaupun Farrell kerja setidaknya aku bisa jalan-jalan di Bali. Hitung-hitung refresing gitu," ata Kata menjelaskan.
" Pokoknya aku gak ikut-ikutan ya kalau Farrell marah sama kamu. Kamu tahu sendiri gimana sifat Farrell kalau udah menyangkut soal kamu. Kamu tahu sendiri suami kamu itu over protective sama kamu apalagi semenjak kamu hamil ia jauh lebih over protective sama kamu. Jadi apa kamu yakin buat kesana sendirian? Apa dokter kandungan kamu memperbolehkan kamu buat pergi dan melakukan penerbangan?" tanya Adam lagi pada Karra.
"Aku tahu kalau sahabat kamu tuh super duber over protective. Tapi sejak Farrell pergi setiap hari aku mual terus. Lagian juga bosen dirumahnya sendirian. Dan soal kehamilan aku kamu tenang aja. Aku udah ke dokter kok dan menurut dokter gak pa-pa kok kalau melakukan penerbangan tapi tetap ingat tidak boleh terlalu capek. Dan setelah sampai disana diusahakan langsung istirahat," kata Karra dengan menunjukkan ekspresi yang serius.
Kayaknya Adam tidak bisa mengubah keputusan istri dari sahabatnya ini. Karena ini sudah menjadi keputusannya. Ia berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.
" Tapi ingat kaki kamu belum sepenuhnya pulih. Jadi jangan lari-lari atau jalan terlalu lama. Nanti takutnya bengkak lagi," kata Adam mengingatkan.
"Siap pak dokter," kata Sambil tertawa.
Keesokan harinya.....
"Ini tiket loe. Dan disana gue udah minta tolong dari pihak hotel tempat Farrell menginap buat jemput loe di bandara. Jadi loe tinggal duduk manis aja dan bisa ketemu sama suami loe," kata Febby menjelaskan.
"Thanks ya Feb loe emang sahabat terbaik gue. Gue gak rugi punya sahabat pemilik travel agent keren kayak loe," kata Karra memuji sahabatnya.
"Loe hutang Budi sama gue. Jadi awas aja kalau loe gak traktir gue ntar pas pulang," ancam Febby dengan ekspresi yang dibuat marah.
"Siappp... Tenang aja pasti gue traktir apapun yang loe mau. Loe tinggal bilang aja terus langsung gue traktir," kata Karra penuh semangat.
"Janji ya. Ya udah sana bentar lagi pesawat loe berangkat. Ingat loe harus hati-hati loe tahu sendiri kan loe lagi hamil," kata Febby mengingatkan.
"Iya ibu Febby," jawab Karra patuh.
Karra pun memeluk Febby sebelum akhirnya ia masuk untuk naik pesawat yang akan berangkat.
@ bandara Ngurah Rai
"Ibu Karra Amelia?" tanya seorang laki-laki dengan logat Bali yang kental.
" Iya saya Karra Amelia," jawab Karra ketika ada yang memanggil namanya.
"Saya Made orang yang akan mengantar ibu ke hotel," kata laki-laki yang ternyata orang yang akan mengantarnya ke hotel.
" Oooo.. bapak yang diminta ibu Febby buat jemput saya?" tanya Karra lagi.
"Iya Bu," jawab Pak Made ramah.
"Kalau gitu bisa kita langsung ke hotel Pak." kata Karra
" Mari Bu," kata Pak Made mempersilahkan Karena masuk mobil.
Karra pun segera menuju mobil sedangkan Pak Made memasukkan koper milik Karra ke mobil. Setelah itu mereka pun meluncur ke hotel.
"Sebentar lagi kita ketemu Daddy sayang. Jadi kamu sabar ya," kata Karra mengelus perutnya.
Sepanjang perjalanan Karra disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Karra sudah lama tidak ke Bali mungkin terakhir ketika ia belum menikah. Tapi ia tak pernah bosan untuk berada disini.
"Selamat sore dan selamat datang di Sanur Hotel and Resort. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pegawai hotel itu.
" Sore Mbak. Mbak saya mau tanya tamu atas nama Bapak Farrell Ferdinant dimana ya?" tanya Karra langsung.
" Maaf ibu siapa ya?" tanya pegawai hotel itu lagi.
"Saya isteri bapak Farrell Ferdinant. Nama saya Karra Amelia," jawab Karra bangga.
Karra merasa bangga karena bisa menyebut bahwa dirinya adalah istri dari seorang Farrell Ferdinant. Dan itu membuat tak berhenti tersenyum.
"Ooo ibu isteri bapak Farrell. Kebetulan bapak Farrell sedang ada meeting. Dan maaf untuk saat ini tidak bisa bertemu," jawab pegawai itu.
"Oooo gitu ya mbak. Hmmm mbak boleh minta tolong kalau meetingnya sudah selesai bisa sampaikan pesan ke Farrell kalau saya menunggunya di restoran hotel ini," pinta Karra.
"Baik Bu akan saya sampaikan kepada bapak Farrell," jawab pegawai itu dengan ramah.
" Makasi mbak," jawab Karra sambil tersenyum.
Karra pun meninggalkan lobi hotel dan mencari dimana restorannya. Karena perutnya sudah benar-benar lapar.
Farrell baru saja menyelesaikan meetingnya. Hari ini ia benar-benar lelah karena dari tadi ia selalu meeting untuk menyelesaikan projectnya disini. Dan ia berharap untuk bisa cepat pulang. Entah kenapa ia begitu khawatir dengan Karra. Ia pun mengambil hpnya dan mencoba meneleponnya. Tapi tak ada jawaban dari Karra. Apakah istrinya itu masih pada dirinya? Begitu banyak pikiran yang terlintas di kepala Farrell.
"Pak Farrell," panggil seseorang.
Farrell pun berbalik dan mendapati karyawan hotel yang memanggilnya.
" Ya," jawab Farrell tetap dengan ekspresi coolnya.
"Saya mau menyampaikan pesan kalau isteri bapak menunggu di restoran. Mungkin isteri bapak sudah disana hampir 30 menit," kata karyawan hotel itu.
" Apa??"
Farrell kaget karena mendengar dari karyawan hotel ini jika istrinya itu ada disini.
"Isteri saya ada disini? Sekarang dia ada dimana?" tanya Farrell setelah mendengar pernyataan dari karyawan hotel itu.
Tanpa pikir panjang ia segera menuju restoran untuk mengecek apakah Karra disana.
Ketika sampai restoran ia melihat ada keributan disana. Tampak beberapa orang sedang mengerubungi sebuah meja. Perasaan Farrell tiba-tiba merasa tidak enak. Ia pun segera mendekat melihat apa yang terjadi.
"Karra....." panggil Farrell.
Farrell begitu kaget melihat Karra yang terbatuk-batuk dan susah bernafas. Keringat dingin keluar dari tubuhnya
"Sayang..." panggil Farrell lagi.
Farrell segera menghampiri Karra dan memeluknya.
"Arrell," kata Karra yang masih saja terbatuk-batuk.
" Apa yang terjadi?" tanya Farrell kepada orang-orang yang ada disana.
" Maaf pak tiba-tiba ibu ini terbatuk-batuk dan susah bernafas ketika menyantap makanannya," jawab pelayan restoran.
" Apa yang dia makan?" Tanya Farrell lagi
"Tadi ibu ini pesan steak pak," jawab pelayan restoran itu.
Farrell pun melihat makanan apa yang di pesan Karra. Ia melihat di meja hanya ada steak biasa dan pandangannya tertuju pada sebuah saus berwarna hijau.
"Ini saus apa?" Tanya Farrell lagi
" Itu pure kacang polong pak," kata pelayan itu.
"Shiiiitttt...."
Pantas saja Karra sesak nafas karena ia baru saja makan kacang polong. Karra alergi kacang polong dan ini akibatnya kalau ia memakannya.
"Cepat siapkan mobil. Saya harus bawa istri saya ke rumah sakit sekarang," teriak Farrell panik.
" Baik pak," jawab pelayan itu.
" Sayang kita ke rumah sakit sekarang ya," kata Farrell yang memandang wajah Karena yang masih sulit bernafas.
Farrell pun segera menggendong Karra dan membawanya ke rumah sakit. Ia berharap tidak ada kejadian buruk yang menimpa Karra dan bayinya....
Happy reading