Karena mungkin sama-sama bernasib mengenaskan, wisuda tanpa ditemani siapa pun, aku dan Riaz memutuskan untuk merayakannya bersama di rumah Om Wisnu. Ya, sekedar makan besar lah! Untungnya uang bulananku masih banyak. Haha, si duda Alaska itu gak pernah ingkar janji. Ia benar-benar menaikkan uang bulananku. Baguslah, dengan seperti ini, aku masih punya uang simpananku yang cukup besar. "Om lo masih kerja?" tanya Riaz. Kedua tangannya penuh dengan berbagai makanan dan jajanan. "Tentu saja. Kalau masih di rumah dan tahu gue berantakin rumahnya, bisa dibunuh," jawabku. Cklek. Eh? Kok gak dikunci? Bu "Selamat, Nov!" seru seseorang dari dalam rumah. Aku bengong, asli! Kaget lah. Bu "Om Wisnu?!" pekikku tertahan. Om Wisnu mengasongkan sebuah kue dengan beberapa lilin di atasnya. Kuenya si