Sejak aku memutuskan untuk membatasi kedekatan dengan Pak Michael, tidak ada lagi yang memaksaku untuk kembali ke rumah pria itu. Terlebih Om Wisnu meminta secara langsung pada kedua orang tua Pak Michael bahwa sebelum aku resmi menjadi istri sahnya Pak Michael, Om Wisnu tidak mengizinkanku tinggal serumah dengannya. Walaupun begitu, si Moza tetap saja rajin mengganggu hidupku. Hampir tiap sore kalau gak hujan, dia datang sama Bu Diah. Seperti sore ini, aku menemaninya main lego yang disusun itu. Kami membuat mobil-mobilan dari lego itu lalu balapan. "Aku pasti menang!" serunya girang. "Ck, halah, kakimu masih pendek, Mom pasti yang juara!" ucapku percaya diri. Iya lah, kaki bulat begitu mana bisa jalan cepat? Mobil lego yang kami susun kan jalannya harus dipegangin. "Aduh, Oma Eya